19. Renggang

3.7K 153 4
                                    

JAM BERAPA KALIAN BACA CERITA INI?

GIMANA KABARNYA? BAIK ENGGAK? KANGEN SAMA KAMAS?

JANGAN LUPA VOTEMEN DAN FOLLOW KAMAS YAA

GAK PAKE LAMA, HAPPY READING >>>>

GAK PAKE LAMA, HAPPY READING >>>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

19. RENGGANG

Pagi hari ini, Viona sudah tiba di depan rumah Arlan dengan mobil merahnya. Gadis itu menyandarkan bahunya pada pintu kanan sambil menunggu Arlan keluar dari rumahnya. Saat yang ditunggu pun tiba, Arlan sudah keluar dengan baju SMA dilengkapi dengan jaket kebanggannya.

"Ngapain lo pagi pagi kesini?" tanyanya dengan nada berat.

Viona terkekeh. Ia melipat kedua tangannya di depan dada dengan sebuah surat yang ia bawa. Surat yang sempat Arlan robek beberapa hari yang lalu tentang Viona. "Kaget? Gini aja kaget, gimana kalau lo lihat Dinda, hm?"

Tatapan Arlan seperti burung elang yang akan memangsa musuhnya di depan. Tangannya mengepal bak ingin meninju gadis ini. "Gue paling enggak suka lo bawa bawa Dinda di obrolan gue sama lo," katanya penuh penekanan.

Viona menekuk wajahnya kaget. "Wow ... Lo udah bener bener jatuh cinta sama dia?"' dengan sigap, Viona mengeluarkan ponselnya dan menunjukan satu video yang sempat ia rekam dengan temannya saat mengerjai Dinda di dekat ruang perpustakaan.

"MAKSUD LO APA, BANGSAT! Tuh cewek jangan disentuh bisa enggak sih!?" maki cowok itu.

"Selesaiin masalah lo sama gue, tanpa bawa bawa dia." kata Arlan penuh intonasi.

Viona mendekatkan dirinya pada Arlan perlahan tangannya mengusap dada bidang cowok itu dengan senyum nakalnya. "Kenapa? Lo enggak mau dia kenapa-napa, kan?"

Arlan diam. Ia juga tak tahu permainan apa yang Viona maksud padanya. Arlan membuka surat yang Viona berikan tadi. Dan betapa kagetnya dia saat melihat tanda tangan Viona yang mengaku sebagai pihak utama pada perjodohan ini.

Sebuah cincin dengan paksa Viona pasangkan pada jari manis cowok itu. Sungguh, mimpi itu selalu nyata dan tak akan pernah hilang. "Lo jadi cewek maksa banget ya? Mau lo itu apaan sih? Lo egois! Lo cuman pikirin perasaan lo bukan dengan gue, gue gak akan pernah cinta sama cewek kayak lo!" gertak Arlan penuh emosi.

Bukanya takut, Viona semakin tertawa mendengarnya. "Gampang, Lan. Kalau lo enggak mau lihat cewek kesayangan lo kenapa-napa, lo pake cincin itu dan bilang kalau lo tunangan gue, gimana, gampang kan ... sayang?"

Arlan tertawa renyah. Ia membenci hal ini, sangat benci. "Kalau lo bukan cewek, udah mati lo sama gue."

Viona membelalak matanya tajam. "Nyali lo besar juga, ya? Kayanya tuh cewek emang berharga banget sama kehidupan lo,"

"Cara sampah lo bikin gue mikir, lo adalah cewek terburuk yang pernah gue kenal!"

Viona menyelendetkan kepalanya pada lengan Arlan. "Lo sayang kan sama Dinda? Cewek culun lo itu butuh perhatian lo, Lan. Siapa sih cewek yang mau disakitin sama cowok, enggak bakalan ada ... "

ARLAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang