21. Serangan Utama

3.2K 154 7
                                    

WARNING! 1600+ KATA BIJAK DALAM MEMBACA DAN BERKOMENTAR

GIMANA SAMA HARI INI? SENANG? UDAH SENYUM KAN?

JANGAN LUPA VOTEMEN + (FOLLOW) BIAR ENGGAK KETINGGALAN INFORMASINYA >>

HAPPY READING <33

HAPPY READING <33

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21. SERANGAN UTAMA

Benar apa yang ia bayangkan selama ini. Mimpi buruk itu memang selalu mengikutinya kemanapun dia berada. Apakah sejak lahir ia memang tidak pernah diberikan sedikitpun rasa untuk senang?

Arlan turun dari lantai atas, setelah ia menyiapkan buku untuk besok namanya dipanggil oleh papanya untuk mengikuti makan malam di bawah. "Maksa banget, laper aja enggak," eluhnya, sambil menyibak rambutnya ke belakang.

Cowok itu hanya mengenakan kaus hitam bertuliskan Razhor dengan celana jeans. Terlihat casual namun gantengnya sangat diluar batas maksimal. Arlan diam di anak tangga terakhir, melihat bagaimana hidupnya ke depan nanti. Seseorang dengan baju crop serta rok pendek sudah tiba di rumahnya sejak sore tadi.

"Ngapain lo disini?" tanya cowok itu sambil berjalan ke meja makan.

Viona mengerucutkan bibirnya, ia melendetkan badannya pada lengan Arlan. "Sayang, kamu lupa kita udah tunangan kan? Ya jadi wajar dong, kalau aku sering main ke rumah kamu, memangnya kenapa?"

"Gue enggak nerima tamu sampah kayak lo,"

Viona membulatkan kedua matanya. Ia menatap Sean dan Rianti bergantian. "Arlan? Lo lagi bercanda, kan? Kenapa kamu bilang kayak gitu di depan papa kamu, hmm? Are you crazy baby?"

Arlan berdecih. "Di depan bokap gue lembut lo, dia kasih uang ke lo berapa banyak? Kenapa lo nggak suka aja sama bokap gue, lumayan tuh duda anak dua, yang satu sebagiaalasan gue dijodohin sama lo, puas?" makinya.

Viona tertawa renyah. Ia memutar badannya ke arah Arlan, dan kini wajah mereka saling pandang. Viona yang tingginya hampir sama dengan Arlan, memudahkan gadis itu mengecup pelan pipi kirinya.

Arlan membeku seketika. Apa ini? Mengapa ciuman itu terjadi yang pertama kalinya dengan Viona? Argh, shit. Sungguh sial ia malam ini. Arlan menatap gadis itu yang tengah tersenyum. Viona terlihat dengan sengaja membusungkan badannya ke depan. "Kenapa? Mau lagi sayang?" tanyanya.

Brak. Suara kursi makan yang terjatuh karena ulah Arlan terdengar begitu jelas. "Maksud lo nyium gue apa, Viona? Jangan bikin gue buat keluarin lo dari rumah," katanya dengan amarah.

Viona masih terlihat santai. Ia tak mengenal malu di depan kedua orang tua Arlan. "Arlan, duduk baik-baik sini, makan malam dulu sayang ... "katanya.

Arlan menggelengkan kepalanya. "Hak lo apa asal nyium gue kayak gitu? Sampah lo. Cewek murahan yang pernah gue kenal, lo ngerti bahasa manusia kan?"

ARLAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang