18. Blue Range

3.7K 177 36
                                    

HAI GIMANA KABAR KALIAN, SEMOGA SEHAT SEHAT TERUS YAA

JANGAN LUPA VOTEMEN SEBELUM BERGULIR KE BAWAH ...

HAPPY READINGG FRENDSS >>>

HAPPY READINGG FRENDSS >>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

18. BLUE RANGE

Pelajaran pagi hari ini membuat beberapa murid di kelas XI 2 harus turun ke perpustakaan pagi ini. Pelajaran Bahasa Indonesia yakni menelaah struktur novel dimana mereka semua harus turun ke perpustakaan dan mencari salah satu novel kegemaran mereka.

Dinda dengan langkah yang terburu-buru setelah mengemas beberapa bukunya harus mempercepat dirinya untuk turun, karena keinginannya untuk menelaah novel Septihan sangat besar.

"Leyna tungguin, gue mau ke WC dulu, kebelet banget nih." kata Dinda, sambil menahan dirinya.

Leyna mengerjapkan kedua matanya. "Iihh! Dinda buruan. Nanti enggak dapat tempat duduk gimana? Lo mau ngemper?" tanya Leyna.

Dinda terkekeh. "Ah, gue enggak tahu. Jangan salahin gue, nih tiba tiba kebelet, gimana dong?" tanya Dinda.

Tidak ada pilihan lain, Leyna harus berusaha untuk memaksa dirinya ke perpustakaan lebih dulu. "Lo ke WC aja, gue bookingin lo tempat ya, Septihan kan yang lo mau? Gue review Galaksi aja, oke?" ucap Leyna sambil melayangkan tangannya di udara.

Sudah tidak tahan lagi, Dinda buru-buru berjalan ke arah kamar mandi. Kamar mandi di lantai bawah khususnya kelas sepuluh memang sangat luas, tidak seperti dengan lantai di atas.

Ia melihat cermin besar di depannya. Di depan cermin itu ada wastafel otomatis jika tangan menyentuh gagang air itu, otomatis air akan keluar tanpa diputar sendiri. Dinda benar-benar takjub melihatnya. Namun, ia ada janji dengan pelajaran kelasnya pagi hari ini di perpustakaan.

"Nama lo Dinda, kan!?" teriak gadis itu.

Dinda menghentikan langkahnya, sesaat dirinya sudah keluar dari kamar mandi itu. Sesaat ia membalikan wajahnya ke belakang, betapa kagetnya saat dirinya di kepung oleh tiga perempuan dengan baju ketat dan rok sangat mini. Wajah mereka penuh dengan make up, dan gadis yang paling tengah memakai nailart yang sangat cantik dan eyelash dimatanya.

"Kak Viona? K-kenapa bisa disini?" ucapnya gugup.

Viona menunjukan senyum seramnya. "Menurut lo, gue ngapain disini sama temen temen gue kalau enggak nyari lo?" tanya Viona dengan mata yang melekat pada Dinda.

Rachel dan Jeslyn yang ikut dengan Viona, kini mengepung gadis itu sendirian. Di depan kamar mandi memang cukup sepi. "K-kak, a-aku buru-buru ke kelas, m-makasih." katanya gugup.

"Halah, di depan kita lemah lembut lo, giliran sama Arlan, ngelunjak lo bangsat!" pekik Viona sambil menjambak rambut gadis itu.

Dinda merintih merasakannya. Rambutnya seakan ingin lepas dari kepalanya saat ini. Belum lagi kejadian ini terjadi di ruangan yang cukup terbuka, dan jika ia berteriak akan ketahuan langsung oleh guru dan siswa.

ARLAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang