04. Lapangan Toska [LATOS]

9.2K 493 46
                                    

WARNING! 2400+ KATA, BIJAK DALAM MEMBACA!

RAMAIKAN TIAP PARAGRAF DENGAN KOMENTAR DAN JANGAN LUPA MEMENCET VOTE SEBELUM MEMBACA!

FOLLOW IG AND TIKTOK ON BIO WATTPAD AKU YA! HAPPY READING!

FOLLOW IG AND TIKTOK ON BIO WATTPAD AKU YA! HAPPY READING!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4. LAPANGAN TOSKA [LATOS]

- "MY HOME! OUR HOME! THERE ARE WR!" -

Pembelajaran di semester baru berjalan biasa saja bagi mereka. Tidak ada hal menarik yang akan mereka ceritakan. Kejadian Arlan ingin mengejar murid baru itu juga belum sempat bertemu dengannya secara langsung. Entah itu semua kebetulan atau kesengajaan?

Warung Razhor, atau yang biasa dikenal sebagai WR adalah rumah kedua mereka yang paling indah. Tempat ini memang sengaja dibuat oleh Aidan dan Arga beberapa tahun yang lalu dengan Bude Ila pemilk rumah tua di dalamnya.

Arlan dan teman temannya yang baru saja tiba, disambut baik dengan adik angkatan mereka. Mereka saling berhigh-five ala-ala sambil merangkul satu sama lain. Meja kayu yang diisi dengan kursi panjang dilengkapi dengan pilox bertuliskan Razhor itu menjadi tempat duduk ternyaman kelima cowok itu.

"Kakak!" suara Nabila datang tiba-tiba dari arah dalam.

Gadis dengan baju serba merah muda itu berlari dengan senyum yang begitu memuaskan. "Lari sekali lagi, jatuh, makin gue bunuh lo!" ungkap Arlan terang-terangan.

"Pocecif banget sih bang sama Nabila? Jangan jangan lo suka sama dia?" tanya Jordan.

"Ya kalau gue suka emang kenapa?" sahutnya cepat.

Semua tertawa. "Nggak logis anjing! Anak kecil gitu lo ajak pacaran, bego juga ya lo!" seloroh Farhan kesal.

Tamparan pada lengan Farhan berdenyut sangat nyeri. Sungguh, lebih sakit daripada dijemur di bawah teriknya matahari. "Lo kalau mukul liat-liat tolol! Sakit nih tangan gue."

"Mending lo pada diem, sakit kuping gue denger lo ngoceh." kata Gavin, cowok pemegang Headphone Boy itu masih terlihat fokus pada ML nya.

"Game terus ya, lo? Lo nggak liat kita lagi di WR? Belajar hargai waktu, Vin." ujar Arlan, tidak ingin memperpanjang masalah, Gavin mematikan ponselnya dan beranjak ke dalam warung.

"Ngambekan juga tuh cowok, pantes nice try terus hubungannya." bingung Jordan, sambil mengambil puntung rokoknya.

"Nyebat terus ya, lo? Demen kayak gini, mati tau rasa lo, Jor." kata Farhan menakuti.

Jordan tidak menggubris apa yang Farhan katakan. Sebentar kemudian , Nabila sebagai ratu diantara cowok cowok ini memilih posisi untuk duduk di sebelah Erza. Erza merasa tangan kanannya digerakan oleh anak kecil ini.

"Kakak, Nabila duduk disini, ya?"

Erza hanya mengangguk. Cowok pendiam itu hanya bisa tersenyum sambi memainkan pelan rambut gadis itu.

ARLAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang