10. Tekad Pertama

4.8K 295 18
                                    

WARNING! 1750+ KATA BIJAK DALAM MEMBACA

JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN TIAP PARAGRAF YA!

FOLLOW AKUN AUTHOR BIAR ENGGAK KETINGGALAN CERITANYA.

BISMILLAH, EJAK GANTENG BANYAK UANGNYA >>

HAPPY READING <3

HAPPY READING <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10. TEKAD PERTAMA

Pagi ini, ruang kelas Arlan sudah ramai diisi oleh teman temannya. Ada yang sibuk mengerjakan tugas, berbincang tentang hari ini, mantan, dan calon tunangan mereka masing-masing. Belva yang tak tahan duduk dekat dengan mereka terpaksa harus menghidupkan musik di headsetnya yang sangat besar. Berharap, suara gandang kelima cowok itu tak terdengar.

Pasalnya, bangku Arlan adalah bangku yang keramat untuk berkumpul. Berada di tengah dan paling belakang.

"Pagi ku cerahku, matahari bersinar, ku cari Arlan di kelas, tuk minta uang... " kata Farhan, cowok yang baru saja meletakan buku tugasnya di meja.

Tugas kali ini Bahasa Inggris, bagi Arlan mengerjakan Bahasa Inggris sangatlah mudah. Dengan mata tertutup saja masih bisa ia kerjakan.

"Nyontek siapa lo, Han?" tanya Jordan.

Dengan bangga, cowok berambut hitam itu menunjuk pada Arlan yang sedang sibuk pada ponselnya. Gavin dan Erza hanya menatap Farhan dengan mata kosong.

"Tumben nggak cari gue?" tanya Erza.

Farhan seketika baper. Cowok aneh ini memang bertingkah ala-ala manusia purba. "Cie ... Kamu nanyain aku? Kenapa kamu nggak tanyain uang saku aku, Mas?"

Bukanya mendapat jawaban, ia malah mendapat pukulan yang sangat kuat dari Jordan. Bahkan, pemain tinju Razhor yang satu itu sungguh agresif jika dalam lapangan lomba.

"Bangsat! Jordan! Pantat gue memar ege! Lo kalau mau mukul mikir mikir kenapa?!" emosinya meluap.

"Purba banget lo anjir, pembicaraan lo nggak ada mutu-mutunya. Mending lo diam." suruh Jordan.

Farhan membalasanya sambil mencibirkan bibirnya, tak lama ia duduk bersebelahan dengan Gavin dan mulai menjailinya. "Nggak usah sentuh sentuh gue, gue masih waras," sahutnya.

Arlan meletakan ponselnya, disaat yang bersamaan ia mendapat pandangan yang tidak enak dari teman temannya. "Biasain aja mata lo, mau gue colok?"

"Yee ... sibuk banget mas sama ponselnya, ada cewek baru ya?" tanya Gavin.

Jordan menggaruk dagunya. "Ada dong, anak kelas sebelah tuh, yang udah dibonceng dari WR ke rumahnya. Pajak jadiannya mana nih bang?"

"Berisik! Jordan, gue mau tanya sama lo," ujar Arlan tiba-tiba.

ARLAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang