16. Rasa Takut itu Ada

4.1K 204 11
                                    

HAI SEMUA, KANGEN KAMAS? 

UDAH SAMPE MANA BACANYA? SUKA SAMA RAZHOR? FALL IN LOVE KALIAN SIAPA?

JANGAN LUPA VOTEMEN YA, ITU SEMANGAT KAMAS BANGET SOALNYA >>>

HAPPY READING!!

HAPPY READING!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

16. Rasa Takut itu Ada

Arlan memerintahkan keempat temannya untuk berada duluan di tempat parkiran yang sengaja dikhususkan untuk anak inti Razhor. Di dekat dengan parkiran mobil, Gavin, Jordan, Erza, dan Farhan sudah menduduki motor mereka masing-masing. Hanya saja, sisa motor yang di tengah mereka kosong.

Biasanya, tempat ini diisi oleh enam motor besar yang bertuliskan Razhor di depan setang mereka. Kali ini, harus ditahan dulu menunggu Prema yang berbeda kota dengan mereka.

"Kalau enggak aneh kayak gini ya bukan Arlan, habisnya heran gue sama tuh anak, kenapa nyuruh kita selalu duluan aja terus." keluh Jordan.

Gavin mengibaskan tangannya di depan mulutnya. "Mulut lo habis makan jengkol berapa sak, Jor? Baunya nyebar sampe sini anjir."

"Kok enggak mati mati sih lo, Vin? Enak kan, wangi abab gue?" tanya Jordan.

"Kurang ajar, nyumpahin gue mati. Ternyata oh ternyata ... jahat juga lo sama teman sendiri, ya?"

"Memangnya sejak kapan gue temanan sama lo?" sahut Farhan.

"Heh, jakun kuda. Gue enggak bicara sama lo, ya Han. Gue lagi ngomong sama Jordan." kata Gavin.

"Jordan kan pacar gue yang paling baik, hikss ... "

Erza dan Gavin bergidik ngeri melihat Farhan yang memeluk Jordan dari sebelah motornya. "Merinding gue lihat lo gay kayak gini, nyebut Jor, nyebut Han." kata Gavin, membuat mereka semua tertawa.

Disisi lain, sambil mereka menunggu Arlan, mereka habiskan untuk mengobrol hal apapun yang berkaitan dengan WR, Razhor dan sekolah mereka tadi. Namun, Arlan yang masih menunggu Dinda untuk turun, tak sengaja melihat Rangga dan Ardella yang tengah berbicara di depan mading pengumuman SMASKAR.

Dengan niat baik, Arlan menghampiri mereka berdua. Dengan mendengar sekilas, Arlan bisa mengetahui jika Ardella dan Rangga juga ikut dalam speech contest ini. "Oh, lo berdua ikut ya?" tanya Arlan.

"Kenapa? Enggak suka kalau gue ikut?" jawab Rangga yang tak enak di dengar.

Arlan menarik senyumnya. Ia menatap Rangga dengan tatapan tak enak. "Gue cuman nanya baik-baik, enggak usah nyolot lo jadi orang!" bentak Arlan.

"Lo mau ikut ini karena apa? Gengsi? Atau lo juga pingin berprestasi di sekolah sama kayak gue?"

Bugh! Tinjuan mendarat pada rahang kiri Rangga, hingga ia tersungkur ke bawah. "Tutup omong kosong lo, berengsek!"

ARLAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang