11. Mereka yang Sama

4.6K 276 26
                                    

HAI? APA KABAR? LAMA TAK JUMPA.

JANGAN LUPA BUAT VOTE SEBELUM BACA DAN KOMEN TIAP PARAGRAF BIAR RAME YA? BIAR AKU TUH SEMANGAT NULISNYA BUAT KALIAN...

YANG HARI INI BAHAGIA, CUNG! >>>

HAPPY READING!

HAPPY READING!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

11. MEREKA YANG SAMA

Malam ini, markas kediaman Gilang terlihat ramai. Beberapa orang dengan kaus hitam berlogo Omorfos tengah sibuk meminum beberapa botol anggur merah sambil mengisap rokok mereka. Ada juga beberapa orang yang bermain billiard di ruangan itu. Cemilan di ruangan itu juga sangat banyak, jika mereka datang pasti akan membawa camilan untuk dibagi-bagi.

Arsen, Kenzo, dan Bram duduk melingkar pada meja kosong itu. Di depannya ada beberapa makanan dan puntung rokok yang sudah mereka hisap tadi. Tak lama, Gilang turun dari lantai atas dengan badan yang tak berkaus, hanya dilengkapi dengan celana jeans pendek serta rambutnya yang basah sehabis mandi.

"Sombong banget anjir, lo mau masuk angin apa gimana?" tanya Kenzo, cowok blasteran Jepang itu baru saja meminum setengah gelas kecil anggur merah.

"Yee ... biasa lah kan modus, mau pamerin tuh roti kotak ke kita-kita. Gue tau kok Lang, gue orangnya gemuk dan susah diet, nggak kayak lo, rajin berolahraga dan menjaga postur tubuh." cerocos Bram, cowok asal timur itu.

"Berisik banget, turun udah kayak gelar red carpet aja. Kek nggak kenal gue siapa lo," kata Gilang sambil terkekeh.

Gilang menarik kursi hitam itu dan duduk di hadapan mereka. Kini, meja menjadi sunyi. Anggota Omorfos yang lain sibuk dengan aktifitas mereka, namun Gilang hanya bisa melihat dan memantaunya.

"Ngapain nih diem-dieman? Ah anjing, enggak seru. Ngobrol apa gitu kek, udah kek mau pisah ranjang aja lo pada." kata Bram.

"Utang lo sama mereka, lunas?" tanya Gilang tiba-tiba.

Arsen yang tadi memainkan MLBB nya kini menghentikan permainannya. Mendengar apa yang Gilang ucapkan terasa serius malam ini. Semua pandangan pada meja itu menoleh ke arah Gilang.

"Nggak ada angin, nggak ada petir, markas juga nggak roboh ... " kata Bram.

Ia mendapat pukulan dari Kenzo. "Awas dijabah omongan lo, Bram. Lo mau nih tempat roboh? Ngungsi dimana ogeb!? Emperan toko mana yang mau nerima kumel kayak lo?"

"Lo ngapain nanya kayak gitu, Lang?" tanya Arsen.

Gilang hanya manggut-manggut, membuat temannya semakin bingung. "Iya pingin aja sih gue tanya, kenapa? Maunya juga gue bantuin sekarang."

Bram memang tidak percaya oleh ucapan konyol itu. Ia hanya tertawa pelan malam ini. "Punya aja ketua goblok kayak lo, pantesan anggotanya juga ikut goblok."

ARLAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang