40. The Final Chapter

6.3K 173 4
                                    

NGGAK USAH LAMA-LAMA. KEMUNGKINAN ADA SEASON DUA ATAU MUNGKIN SPIN OF ARLAN, UDAH TUNGGUIN AJA <3

JANGAN SIDERS, NGGAK USAH SEDIH, TULISAN DOANG HMCHH _-

JANGAN LUPA VOTEMEN + FOLLOW KAMAS OKEY?

HAPPY READING >>>

HAPPY READING >>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

40. THE FINAL CHAPTER

Arlan dan teman-temannya melakukan hari dan kegiatan mereka semaksimal mungkin. Hingga tidak terasa, satu bulan berlalu dan terasa sangat cepat. Kelas 11 memanglah hal yang paling indah yang mereka rasakan. Ditambah beberapa dari mereka juga sudah menjalin hubungan yang baik.

Pengumuman nilai terbaik tahun ini untuk kelas sebelas, dipasang di dekat mading perpustakaan sekolah. Hal ini membuat tempat di sekitar perpustakaan penuh dan berdesakan. Banyak dari siswa/siswi yang mencari nama mereka di urutan nilai ujian sekolah dan pemindahan kelas untuk kelas dua belas.

"Udahlah, percaya sama gue. Nilai terbaik pertama Kavindra Saka Erzakiel, sampe gue bener, lo harus bayarin bensin gue dua bulan!" kata Farhan sambil merangkul bahu Erza.

Erza menatapnya dengan datar. "Gue kurang maksimal di pelajaran sejarah, Han. Semoga aja kabar baik dateng ke gue,"

"Memang ujian lo berapa sejarah kemarin?" tanya Jordan.

"Delapan puluh delapan, argh ... malu gue. Udahlah jangan dibahas, mending kita kesana." ajak Erza, namun kelima temannya diam membeku di tempat.

"Lo bilang nilai delapan puluh delapan kecil? Gimana sama nilai gue yang seukuran sepatu? Insecure nilai gue, Jak!"

Semua tertawa mendengar ucapan Jordan. Walau nilai mereka berbeda cukup jauh dari Erza, bukan menjadi penghalang bagi Erza untuk selalu berbagi pada mereka. Arlan dan teman-temannya mendekati mading sekolah, dan benar dugannya tidak pernah meleset.

"Pertama, Ejak, kedua Dinda, anjir cewek gue bersanding sama lo, Jak! Ketiga Velo? Velo? Ini anak Razhor semua yang nyabet?" tanya Arlan kaget.

Teman-temannya bahkan juga tidak percaya, itu adalah teman dekat mereka yang selalu bersama-sama. "Bau-bau kayak gini sengaja nyuruh gue party nggak sih di WR?" tanya Arlan.

"Jak! Nilai lo nyaris sempurna. Apa-apaan kimia sembilan puluh delapan, matematika bangsat seratus anjir! Manusia apa robot lo hah?" ucap Prema ikut senang.

"Prem, udah, nggak usah kayak gitu. Biasa aja nilai gue. Keren tuh cewek lo, Lan." kata Erza pada Arlan, cowok dengan kerah baju terbuka itu.

Hari ini bisa dikatakan lebih ringan dari hari biasanya. Pasalnya mereka hanya menunggu pembagian kelas serta melihat pengumuman nilai ujian akhir mereka di semester dua ini.

"Tiap hari belajar, sama tuh kayak lo. Dikit dikit buka buku, sampe gue datang kagak dilihat," ucapnya.

"Yee .. Masa ganteng gini nggak dilihat? Ah bohong masnya ya?" tanya Prema curiga.

ARLAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang