35. Aku Sayang Kamu

4K 170 61
                                    

SISA 5 BAB LAGI ENDING. IH KOK KAMAS IKUTAN SEDIH :((

JANGAN LUPA VOTEMEN TIAP PARAGRAF YA CINTA <3

TAU KAMAS DARIMANA?

JANGAN SIDERS, HAPPY READING LOFS >>>

JANGAN SIDERS, HAPPY READING LOFS >>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

35. AKU SAYANG KAMU

Hari ini adalah hari Senin. Hari yang mengadakan upacara setengah jam sebelum kelas dimulai. Seluruh murid telah dibariskan di lapangan upacara sambil menunggu persiapan beberapa petugas yang bertugas hari ini. Berbeda halnya dengan Razhor. Tumben sekali mereka tidak terlambat, tidak bersembunyi di warung Bu Tatik, tidak main ke rooftop, dan banyak hal jail lainnya yang mereka lakukan.

Walau kelas mereka berbeda satu kelas, tidak menjadi penghambat mereka untuk berbicara. Arlan menyuruh anak kelas XI-6 untuk bertukar tempat dengan Erza, Prema, dan Gavin. Hingga akhirinya mereka bisa berkumpul di belakang barisan.

"Asek, gini kan enak, ya? Jor, bawa makanan nggak lo?" tanya Prema.

Jordan manggut-manggut sambil tersenyum. "Enak lo ya Prem? Datang-datang minta makan, belum tanggalnya gue gajian, kagak ada duit lah!" jawabnya.

Prema terkekeh. Ia mendekati Jordan di sebelahnya. "Kelas nanti datang telat mau nggak lo?"

"Jangan ajak gue,"

Ucapan Arlan membuat kelima temannya menatapnya heran. Jarang-jarang Arlan menolak untuk diajak telat bersama. "Ini kenapa lo? Efek samping dekat dengan Dinda, kah?" tanya Farhan curiga.

"Gue tau nih. Kayanya lo udah diguna-guna sama dia, ya, Lan? Ngaku lo! Mana Arlan yang suka bolos?"

Arlan menatap mereka dengan datar. "Ya gue disini, gue masih sama sama Arlan yang dulu."

Erza tersenyum mendengarnya. "Nggak ingat, sisa beberapa hari lagi udah mau ujian?"

Mereka berempat diam membeku. "Kenapa harus lo ingetin Jak?"

Gavin setuju dengan ucapan Farhan. "Dunia itu sempit ya? Yang lebar uangnya mereka berdua," katanya terisak.

"Gini banget gue, baru juga datang jauh-jauh dari luar kota, udah ujian aja. Kampret emang!" kata Prema ikut kesal.

Jordan datang merangkul teman-temannya yang saling berhadap-hadapan. "Jalanin aja, kalau kagak tau tanya Ejak. Selagi ada Ejak, manfaatkan kesempatan dengan baik bro!" jelas cowok berjambul itu.

"Makanya lo belajar, jangan makan doang pikiran lo. Kagak tiap hari Ejak bisa bantu lo!" sahut Prema.

Jordan mengangguk paham. Ia dan Farhan adalah orang yang cepat memiliki pikiran yang sama. "Gini selama ini lo, Prem? Mentang-mentang sekelas sama Ejak, minta jawaban seenaknya!"

ARLAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang