03. Murid Baru

11.9K 615 134
                                    

WARNING! 2340+ KATA, BIJAK DALAM MEMBACA! NIKMATIN AJA ALURNYA KAYAK GIMANA, MASIH PROLOG, ENDINGNYA NANTI HAPPY HAPPY BANGET KOK, PERCAYA DEH. KONLIKNYA JUGA GAK BERAT BERAT BANGET :D

SIAP MENGISI KOMENTAR DI TIAP PARAGRAF YANG ADA?! JANGAN LUPA BUAT PENCET VOTE SEBELUM LANJUT SCROLL YA! KALAU MAU MAIN KE IG JUGA BOLEH BANGET, AKU UDAH TARUH DI BIO WP, PILIH AJA MAU YANG MANA.

HAPPY READING!

HAPPY READING!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3. MURID BARU

- LASKAR SENIOR HIGHSCHOOL –

Menjadi salah satu sekolah yang paling diminati di Jakarta, dengan jumlah murid terbanyak ini, sudah memasuki hari pertamanya di semester genap. Walau ada beberapa murid baru yang mencalonkan diri untuk masuk di SMA ini.

Rangga Mahardika, panggil saja Rangga. Salah satu murid kelas 12 ini menjabat sebagai Ketua OSIS yang banyak ditakuti oleh siswa karena dirinya yang terlalu keras dalam tata tertib. Bukankah itu bagus? Tidak bagi inti Razhor.

Rangga sudah siap berdiri di atas podium di tengah tengah aula SMA ini. Dengan mengenakan jas khusus untuk OSIS, ia sudah siap memaparkan sepatah duapatah kata pagi ini. Hal ini adalah hal yang paling membosankan bagi anak Razhor.

"Sialan memang, masa pagi-pagi udah ceramah. Dikira gue apaan coba?" tanya Jordan, sambil mengudut rokoknya.

Keempat anak inti yang lain ikut melihat Rangga dari dalam kantin. Awalnya niat mereka hanya bersembunyi, namun, mereka tipe manusia yang tidak tahan dengan godaan makanan, selalu disikat habis, Farhan dan Jordan contohnya.

"Makan terus lo, kena tangkap Pak Kipto tau rasa lo, Han." kata Gavin menakut-nakuti.

Farhan diam. Ia sibuk menyendok bakso pada mangkuknya. Sesekali, ia berjinjit dan mengintip dari ruko dalam Bu Tatik. "Sampe kapan kita mau disini?" tanya Erza.

Arlan dan Jordan menahan tawanya. "Anak teladan mah beda. Udah pingin cepet cepet belajar lo, ya? Nunggu Farhan sama Jordan selesai makan tuh, lama kayanya, gue juga males denger Rangga ceramah pagi-pagi."

"Gue punya insting nggak enak disini." kata Erza tiba-tiba.

Mulut Farhan yang penuh dengan makanan itu berhenti seketika. "Kalau Ejak udah ngomong kayak gini, kita harus jaga-jaga nggak sih?" tanya Farhan. Mereka mengangguk paham.

"Halah halah, siasat lo aja tuh Jak, biar gue sama Farhan selesai makan, kan?" tanya Jordan.

Erza terkekeh geli. "Emangnya insting gue pernah diraguin? Nggak kan?" katanya terus terang.

Arlan dan Gavin yang berada di dekat rak putih itu mengintip sedikit demi sedikit. Bahkan, sudah hampir sepuluh menit berlalu, Rangga belum selesai berbicara. Mereka tahu, jika setelah Rangga masih ada perintilan pejabat sekolah yang akan speak up di aula itu.

ARLAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang