20. Tidak Terbiasa

3.3K 152 2
                                    

HALO?! SIAP UNTUK BACA PART INI

JANGAN LUPA VOTE+KOMENNYA YA, FOLLOW JUGA BOLEEH, TERIMAKASIH YAA

JAM BERAPA KALIAN BACANYA?

HAPPY READING FRENDS >>>

HAPPY READING FRENDS >>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

20. TIDAK TERBIASA

Sejak semalam, pikirannya masih terlintas dengan bagaimana caranya ia untuk melepaskan semua hal yang berkaitan dengan Viona. Ditambah kini, ia sedang berada di fase kasmaran dengan seseorang yang ia inginkan.

"Ngelamun terus lo, buat tugas noh." kata Jordan, sambil menepuk tangannya di depan wajah Arlan.

Arlan menatap Jordan dengan datar. "Ganggu aja lo, urus tuh tugas mending," ujarnya santai.

Jordan bangkit dari duduknya dan berniat untuk meminjam penggaris di meja depan. Namun, naasnya kini datang secara tiba tiba. Tak sengaja menyentuh botol dengan tutup yang terbuka, air itu mengalir begitu saja di meja Belva. Untung buku tugas cewek itu tidak basah, jika basah habis sudah nasibnya.

"JORDAAANN. Mau lo apaan sih? Bisa pelan-pelan enggak sih kalau lo jalan?" pekik Belva kesal.

Jordan hanya terkekeh geli. Ia mengambil penggaris kayu di meja depan dan kembali dengan wajah polos tak berdosa. "Ya maap, Belva. Habisnya lo naruh air di ujung meja gitu, ya kan enggak sengaja ... "

"Polos banget tuh muka, kayak gak merasa bersalah aja lo, Jor." kata Farhan tertawa.

Belva menatap Jordan di dekat pintu dengan tatapan yang hendak melahapnya. "Kalau lo enggak mau keringin meja gue, gue sobek sobek buku tugas lo, Jordan." amarahnya keluar, sungguh cerewet sekali sekretaris kelas ini.

Farhan memegang kedua telinganya yang berdengung. "Va, kuping gue sakit denger lo teriak-teriak, kecilin dikit kenapa tuh toa musholla lo?" tannya Farhan.

Arlan bangkit dari duduknya. Ia menyiapkan selembar tissue pada Belva dan menyuruh Farhan untuk mengelapnya. "Han, buruan lap-in. Ini cewek mulutnya bawel banget,"

Kedua mata Belva menatap dengan tajam. "Maksud lo apaan, hah? Ngatain gue cerewet, tuh kalau temen lo nggak nyentuh meja gue gak akan kayak gini, paham gak sih?" gerutunya.

Arlan hanya menatap wajah Jordan dengan datar. "Minta maaf kek lo, apa gitu kek, gak berdosa banget lo lakuin kek begini,"

Jordan bergidik ngeri. Seketika ia dibuat heran dengan sifat Arlan yang tiba-tiba aneh ini. "Lah ... lah. Ini kenapa lo salahin gue, dah? Salah Belva tuh, naruh air diambang kematian,"

"Ngalah aja sama cewek kenapa sih? Gue bakar juga lo lama-lama," sambung Farhan.

Kali ini Belva menang diatas cowok itu. Biang kerok dengan tugasnya selalu mengerjai cewek itu dimana saja. "Sini lo, Jor. Urusan kita belum selesai, mau kemana lo?"

ARLAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang