WARNING! 1900+ KATA BIJAK DALAM MEMBACA
JANGAN LUPA VOTEMEN YANG BANYAK + FOLLOW BIAR NGGAK KETINGGALAN INFORNYA >>
SUDAH TERTAWA HARI INI?
HAPPY READING YA <3
14. Kebersamaan itu Penting
Ruangan kamar yang penuh dengan nuansa pink dan biru itu ternyata belum mematikan lampunya. Biasanya, saat jam sepuluh malam anak-anak di panti memang sudah harus tidur. Bahkan, jam segini sudah amat larut.
"Ulah siapa ini belum tidur?"
Dinda yang baru saja mengemas bukunya untuk besok, dengan senang hati bermain sejenak ke kamar di seberangnya. Dinda mengetuk pintu cokelat itu perlahan. Dan benar apa dugaannya, tiga anak perempuan dengan rambut yang diikat satu serta baju piyama kembar itu belum juga tidur.
"Kenapa belum tidur? Minta di jewer nih?" kata Dinda menakut-nakuti.
Ayna, Bella, dan Nadia terkekeh malu. Ketiga anak berusia enam tahun itu mengulum senyum mereka. Rupanya di depannya masih ada mainan congklak yang belum mereka selesaikan.
Jujur, Dinda benar-benar ingin menangis melihat mereka. Ketiga anak kecil itu terlihat sangat senang dengan mainan yang seadanya. Bahkan, tanpa mereka sadari di depan mereka juga ada beberapa buku cerita serta pensil sebagai bahan ajar mereka.
"Euumm ... maaf ya Kak. Tadi kami enggak bisa tidur, jadinya kami main congklak." ucap Nadia takut.
"Iya enggak apa-apa, enggak usah takut. Bukunya mau buat apa, cantik?"
Ayna maju mendekati Dinda di ujung kasurnya. "Mau dipake main tadi, kak. Buat pura-pura ada di sekolah."
Jantung Dinda berhenti sebentar mendengarnya. "Ayna, Nadia, Bella. Belajarnya besok lagi ya? Kalian tidur dulu, udah malam."
Mereka bertiga ragu untuk menuruti apa yang Dinda katakan. "Euumm ... Kak Dinda? Boleh sebentar lagi enggak? Sedikit aja ... "
Dinda menahan air matanya untuk turun. Ia harus benar benar bersyukur masih bisa melanjuti pendidikannya di SMA. "Kenapa Bella?"
"Kita mau main lagi sebentar aja, Kak. Boleh enggak?"
Dinda menarik napasnya pelan. "Iya, tapi jangan lama-lama ya? Janji sama Kak Dinda, oke? Sini peluk dulu,"
Ketiga anak kecil itu sangat berantusias malam ini. Walau mainan mereka hanya sederhana, mereka masih sangat senang. "Makasih banyak ya Kak Dinda. Kami senang banget ... " ucap Ayna, yang diangguki oleh dua saudari lainnya.
"Iya, maafin Kakak tadi ya? Intinya kalian jangan tidur larut malam ya?"
Pelukan Dinda malam ini benar-benar erat dengan ketiga anak kecil itu. Mereka yang dititipkan tanpa adanya orang tua harus benar-benar berani menerima keadaan. Dan disinilah, mereka bertemu dengan Dinda selama-lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLAN [SELESAI]
Teen FictionDalam cerita yang penuh intrik dan perubahan tak terduga, kita akan mengikuti kisah Reynan Arlan Adhitama, yang lebih dikenal sebagai Arlan, seorang remaja yang telah kehilangan semangat hidupnya sejak tiga tahun yang lalu, ketika kepergian ibunya d...