06. Dia di Pihakmu

7.6K 408 40
                                    

WARNING! 2100+ KATA BIJAK DALAM MEMBACA!

JANGAN LUPA VOTEMEN DAN FOLLOW AKUN KU DULU YA, BIAR TAU NOTIFIKASINYA, JANGAN LUPA JUGA ADD LIBRARY KALIAN!

HAPPY READING!

HAPPY READING!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

6. DIA DI PIHAKMU

Cowok yang baru saja selesai merapikan rambutnya itu, tidak berharap lebih untuk hari ini. Pagi yang benar benar membosankan baginya, selalu bertemu dengan papanya sendiri. Jika ia bisa menginap, sudah pasti ia akan angkat kaki dari rumah ini.

Aroma masakan tercium dengan jelas. Rajin sekali Rianti memasak sarapan untuknya pagi hari ini, entah jam berapa mama itu bangun. Bahkan, saat selesai shalat subuh, Arlan memilih untuk tidur kembali.

Ia baru saja turun dari lantai atas dan benar dugannya. Ia bisa melihat papanya yang tengah duduk di kursi meja makan dengan macbook di depannya. Terlihat, sibuk sekali lelaki itu pada pekerjaannya dan jarang berbicara dengan sang anak.

Ia hanya ingin mempersingkat waktu, buru-buru Arlan meneguk susu hangat buatan mamanya setiap pagi. Rasanya sangat nikmat, namun ia gengsi mengatakan hal ini. Tidak selang sepuluh detik, Sean memanggil anak pertamanya itu.

"Duduk dulu kamu sini," perintahnya.

Arlan tidak mengindahkan apa yang papanya ucapkan. Ia memilih untuk ke dapur dan mengambil sehelai roti gandum. "Ngomong aja langsung."

"Jangan buat Papa emosi pagi pagi kamu, ya. Duduk!" katanya meninggi di akhir.

Tak ada pilihan lain, Arlan mempercepat langkahnya dan menarik kursi itu hingga berbunyi ngilu pada ubin lantai. Ia sibuk memerhatikan mamanya di depan yang tengah menyiram bunga kesukaannya.

"Sudah berapa kali Papa bilang ke kamu? Coba anggap Viona sebagai wanita, bukan musuh, Arlan!"

Arlan menggelengkan kepalanya. "Kalau soal itu nggak akan bisa Pa. Sifat seseorang enggak akan mudah diterima jika udah melakukan kesalahan berkali-kali."

"Toh dia juga sudah minta maaf sama kamu,"

"Nggak gampang maafin orang pelacur kayak dia." sambungnya cepat.

Dada Sean naik turun mendengarnya. Ia bangkit perlahan mendekati anak cowok itu, sungguh semakin hari semakin nakal dirinya dirumah. "Kamu bilang Viona apa? Coba diulangi!" titahnya.

"Ya, dia cewek pelacur, seperti yang Papa lihat. Apa jangan jangan, Papa cuman lihat covernya aja ya, nggak unboxing sampe ke dalem dalemnya? Siapa sih, yang jatuh cinta sama cewek kayak dia. Duda kali." ujarnya tertawa.

Plak!

"Sopan sedikit kamu. Kurangnya dia dimana coba? Dia selalu ada buat kamu, Lan. Dia baik, cantik, sopan, bahkan Papa udah anggap kayak anak sendiri." jelasnya.

ARLAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang