Lamaran

353 55 2
                                    

Happy Reading 🥳
-
-
-
-

"Niat kami kesini bermaksud baik, anak kami Nizam Akbar katanya ingin menyampaikan sesuatu, silahkan Zam" ucap Abinya Nizam.

Kini kedua keluarga itu sudah berkumpul di ruang keluarga Jayawinata. Sena yang duduk di tengah di gapit oleh ayah dan bundanya hanya terdiam sambil menunduk.

Pasalnya sebelum keluarga Nizam sampai Sena sudah di ancang ancang untuk tidak berisik atau berbicara ketika tidak di perlukan.

Sena hanya akan di perbolehkan bicara ketika di persilahkan untuk menyampaikan sesuatu.
Benar benar situasi yang sangat tidak Sena sukai.

"J-jadi niat saya kesini ingin melamar Sena Om, meminta putri Om untuk menjadi pendamping saya, untuk menemani saya berjalan dalam kehidupan dunia dan insyaallah jika Allah menghendaki kami akan berjalan di surganya"

Hati Sena menghangat mendengar penuturan dari Nizam.

"Kamu yakin dengan keputusan kamu?" Tanya Ayah Wisnu.

"Insyaallah yakin Om, Nizam udah mikirin baik baik, Nizam juga udah meminta petunjuk sama Allah" jawabnya.

"Om gak masalah kalau kamu sama Sena, om tau kamu bisa ngebimbing Sena ke jalan yang benar, tapi semua itu om kembalikan ke Sena, karena yang menjalani kehidupan rumah tangga nantinya adalah Sena" terang Ayah Wisnu.

Sena melototkan matanya, yang benar saja ayahnya ini, emang dirinya berada di jalan yang salah apa jadi harus di bimbing ke jalan yang benar.

"Nanya aja Zam ke Senanya langsung" tambah Bunda Hilda.

"Sena, kamu mau Nerima lamaran aku?" Tanya Nizam.

Sena menatap ke dua Orang tuanya dan juga kedua abangnya. Merasa di perbolehkan bicara Sena pun tak buang buang waktu lagi.

"Kenapa Lo mau ngelamar gue?" Tanya Sena.

"Na bahasanya" tegur Rayyan.

Sena memandang keluarganya yang tengah menatap dirinya dengan horor.

"Sorry, maksud gu-aku kenapa kamu mau ngelamar aku?" Ulangnya.

Nizam menghela nafasnya "sejujurnya aku udah suka sama kamu dari pertama kita ketemu"

Pikiran Sena memutar kembali memori itu, dimana Nizam pertama kali berkunjung ke rumahnya sekaligus hari pertama Sena berkenalan.

Ya hari itu hari dimana Sena bertanya kenapa Nizam terus terusan menunduk.

"Lama banget anjir!" Heboh Sena.

"Astaghfirullah!" Ucap bunda Hilda beristighfar.

Sena menepuk mulutnya yang tidak bisa di kontrol itu. Sedangkan ayah Wisnu hanya tersenyum canggung di hadapan keluarga Nizam.

Sedangkan Rayyan, Zayyan dan juga Dinda hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Sena yg benar benar. Bukannya memberikan kesan baik di hadapan calon mertua eh malah gitu...

"Terus Zam?" Tanya Sena.

"Awalnya aku bisa ngendalin perasaan aku ke kamu jadi gak berlebihan, aku gak mau mendatangkan dosa di antara kita. Tapi lama kelamaan kayanya udah gak bisa Na" jelas Nizam sambil terkekeh.

My Secret Life ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang