Bendera Putih

317 51 3
                                    

UPDATE SETIAP SENIN SAMPAI JUM'AT

Happy Reading 🥳
-
-
-
-

Malam ini, persisnya di taman. Rayyan dan Dhea sedang duduk di salah satu bangku. Aura sedih terpancar di wajah Dhea. Rayyan juga tidak mengerti kenapa Dhea ingin berbicara serius dengannya.

"Ray gue gak bisa!" Putusnya.

Rayyan menatap wajah Dhea dari samping. Ada raut menyerah dari gadis itu dan bukan hanya itu, Dhea juga menunjukkan kesedihan yang dalam seperti ada luka yang menggoresnya.

"Gue juga mutusin buat menyerah suka sama Lo" ucapnya.

"Kenapa?" Rayyan menaikkan sebelah alisnya.

"Hanya karena Lo gak bisa make cadar lagi?" Tanya Rayyan.

Dhea menggeleng. Itu bukan alasannya berhenti. Rayyan menatap Dhea bingung, sejujurnya ada perasaan sedih di hari Rayyan mendengar Dhea berhenti untuk menyukainya.

"Gue udah gak pantes buat Lo Ray, sorry gue telat sadar" lirihnya sambil menunduk.

Rayyan semakin memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar di balik keputusan yang Dhea ambil.

"Lo gak pantes ngenilai diri Lo sendiri, Allah maha tahu"

Dhea menatap Rayyan dengan mata yang sudah berkaca kaca. "Gue gak pantes Ray buat siapapun" Ucapnya.

Rayyan semakin bingung dibuatnya. "Jelasin ke gue?" Pinta Rayyan.

Dhea menggeleng, gadis itu tidak bisa menceritakan Rahasia kehidupannya yang sudah hancur. Rayyan bisa memastikan satu hal bahwa Dhea bukanlah orang yang seperti apa di pikiran kita.

Gadis ini terlihat punya banyak rahasia yang mungkin banyak luka di dalamnya. Ada emosi di dalam diri Rayyan ketika melihat cinta pertamanya seperti ini.

Kehidupan seperti apa yang sudah di lalui olehnya, sehingga bisa merubah sebuah kepribadian gadis ini yang berubah total.

"Gue bakal nunggu Lo" tutur Rayyan.

Dhea mendongak menatap kepergian Rayyan dengan perasaan pilu. Dia ingin meraih genggaman itu, tapi di sisi lain ada dirinya yang tidak bisa di terima oleh dunianya.

-
-

"Sayang coba liat deh!" Nizam menunjuk ke arah televisi yang memutar sebuah tayangan film.

"Aku pengen deh punya anak anak yang lucu kaya mereka" ucapnya.

Sena yang sedari tadi bersandar pada bahu suaminya pun langsung menegakkan badannya. "Sabar" ucapnya.

Pandangan mereka berdua teralihkan dari layar televisi. Melihat Rayyan yang berjalan dengan langkah gontai dan tatapan kosongnya membuat Nizam dan Sena terheran heran.

"Bang! Ada kue tuh dari Umminya Nizam di dapur" ucap Sena.

Tapi Rayyan tidak menghiraukannya, kakinya terus menuntunnya untuk berjalan menuju kamarnya di atas.

My Secret Life ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang