Perkara Beasiswa

264 42 3
                                    

UPDATE SETIAP SENIN SAMPAI JUM'AT

Happy Reading 🥳
-
-
-
-

Di rumah Jayawinata kini semuanya berkumpul, ada Bunda Hilda, Ayah Wisnu, Zayyan dan istrinya, Rayyan, Sena dan juga Nizam. Keluarga itu tengah berkumpul di ruang tengah.

Karena hari ini adalah hari keberangkatan Zayyan dan Dinda ke London untuk melanjutkan kuliah mereka.

"Abang beneran mau pergi?" Sena merasa sedih ketika tau Abang tercintanya akan segera kembali ke London.

"Iya Na, Abang kan mau nyelesain skripsi, entar kalau udah lulus Abang balik lagi kok" tutur Zayyan.

"Yaah Sena bakal kesepian lagi" Gumamnya.

"Rayyan gak kamu anggap Na?" Tanya Bunda sambil menatap Rayyan yang seolah tidak peduli.

"Si Abang itu mah, Sena berasa gak punya Abang"

Rayyan mendelik pada kembarannya itu. "Kan Nizam ada sayang" ucap Zayyan sambil menatap Nizam yang tersenyum.

"Iya! Untung ada Nizam, Sena jadi gak kesepian banget, tapi kan Sena butuh Abang juga" keluhnya.

"Udah udah" tengah Ayah Wisnu, "Rayyan kamu udah ngisi formulir beasiswa?" Tanyanya.

Sena mendongak menatap Rayyan yang saat ini sedang menunjukkan wajah gugupnya.

"B-belum yah" ucapnya.

"Beasiswa apaan bang?" Tanya Sena.

"Itu loh  Na, Abang kamu minta cariin beasiswa Ke Harvard" jawab Ayah Wisnu.

Seketika Sena terkejut. Matanya membola, dan Rayyan sudah menduga, pasti adiknya ini akan terkejut sekali, tapi ayahnya malah membahas hal ini sekarang.

"Kenapa semuanya mau pergi sih!" Gadis itu sedikit berteriak.

"Kalian itu anggap Sena ada gak sih!" Kesalnya.

Semua yang ada di sana hanya terdiam ketika melihat Sena marah dan terlihat ingin mengeluarkan air matanya.

"Bang Zayyan mau pergi ke London, bunda sama Ayah juga jarang di rumah, Sekarang Lo bang!" Tunjuk Sena pada kembarannya.

"Lo juga mau ninggalin gue? Kalian kenapa sih"

"Na! G-gue..." Rayyan berusaha berbicara dengan Sena, tetapi gadis itu sudah lebih dulu pergi ke kamarnya meninggalkan semua orang yang terlihat merasa bersalah.

"Zayyan jadi kasian sama Sena Bund" lirih Zayyan.

"Apa Rayyan gak usah pergi aja" tutur Rayyan juga.

"Jangan Ray" cegah Nizam.

"Itukan impian Lo dari dulu, bunda sama ayah gak usah khawatir, Nizam baka bicara sama Sena" ucap Nizam.

Nizam pergi meninggalkan semuanya untuk menyusul Sena di kamarnya.

"Ini yang bunda takutin, Sena bakal kesepian, untung ada Nizam" ucap Bunda Hilda.

"Kita tunda dulu aja kalo mas, keberangkatan kita, kasian Sena" ucap Dinda sedih.

"Gak bisa sayang, kita udah beli tiketnya" tutur Zayan yang sebenarnya dia juga ingin menundanya tapi mau bagaimana lagi karena tiket itu sudah terpesan.

"Kalian berangkat aja sesuai jadwal" ucap Ayah Wisnu.

Rayyan hanya terdiam, dia merasa bersalah, sebenarnya ini keputusan yang sangat berat karena harus meninggalkan Sena, adik tersayangnya, tapi ini juga mimpinya untuk kuliah di Harvard.

My Secret Life ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang