Jayawinata House

346 47 3
                                    

Happy Reading 🥳
-
-
-
-

Akhirnya Sena dan Rayyan tiba di depan gerbang rumah mereka. Betapa lelahnya kini kedua wajah mereka apalagi Rayyan yang saat ini tengah membantu adiknya membawa barang-barang milik Sena.

"Ini mobil bunda kan ya?" Tanya Sena yang melihat mobil terparkir di garasi.

Rayyan hanya menggosokkan bahunya sambil berjalan menuju pintu.

Ckleekk!

"BUNDA!!"

siapa lagi sang pemilik suara yang cetar membahana itu selain Sena. Suaranya benar benar menggema di seluruh penjuru Rumah besar itu.

Sena berlari menghampiri Bundanya yang sedang duduk di sofa ruang tamu bersama ayahnya.

"Bunda! Sena kangen" rengeknya sambil memeluk erat tubuh wanita paruh baya.

"Astaghfirullah Na, budeg lama² kuping ayah" sindir sang ayah.

"Ya ampun, anak anak bunda pasti capek banget ini" ucap lembut wanita yang memakai hijab syar'i itu sambil mengusap kepala Sena yang tertutupi hijabnya.

"Abang gak mau peluk bunda?" Tanya Bunda Hilda yang melihat anak laki-lakinya hanya berdiri dengan wajah datarnya.

Rayyan mendekati bundanya dengan langkah gontai. Dia merentangkan tangannya untuk memeluk bundanya itu.

"Ayah gak di peluk?" Tanya Ayah Wisnu yang sedari tadi di acuhkan.

Sena dan Rayyan pun mendekati sang ayah, lalu memeluknya dengan hangat.

"Gimana bang, kerepotan gak jagain Sena?" Tanya Ayah Wisnu.

"Banget yah!" Jawabnya dengan penuh keyakinan.

Sena mencebik mendengar jawaban kakaknya itu.

"Jangan bar bar lah nak, kasian entar calon jodoh kamu jantungnya" ejek Bunda Hilda.

"Bunda ihhh mulutnya jangan ngedoain anaknya yg enggak²" rengek Sena.

"Bunda gak ngedoain kok"

"Kan bunda ngomong fakta" lanjut bundanya.

"Tau ah, capek Sena ngomong sama bunda, Sena ke atas dulu bersih bersih" Rajuk Sena.

Sena pun beranjak dari ruang keluarga itu menuju kamarnya di lantai 2 sambil menyeret kopernya ke atas.

"Yaudah Bun, yah, Abang ke atas juga" pamit Rayyan yang hanya di angguki oleh kedua orang tuanya.

-
-

Kini keluarga kecil itu sudah berkumpul di meja makan. Tak ada pembicaraan di antaranya. Karena keluarga mereka memiliki tradisi untuk tidak berbicara saat makan.

Bahkan Sena yang berisik, hanya bisa diam di meja makan untuk menaati peraturan dari ayahnya.

Setelah selesai makan barulah Ayah Wisnu akan memulai pembicaraan.

"Abang kalian bentar lagi mau nikah" ucap Ayah Wisnu membuka obrolan.

Sena yang sedari tadi meminum air putih ikut menumpahkannya karena tersedak. Dengan sigap Rayyan memberikan tisu padanya.

"Whatt! Nikah" pekik Sena.

Kedua orangtuanya hanya mengangguk.

"Sama siapa?" Tanyanya lagi.

"Sama cewek" jawab Bunda Hilda.

"Iya emnk cewek bund, masa cowok! Maksud Sena Ceweknya siapa? Sena kenal gak?" Tanyanya beruntun.

My Secret Life ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang