Bromo.

43 7 0
                                    

Malam pun tiba kini aku siap-siap untuk berangkat kelas malam, aku berangkat bareng Sindi, dan Dini walaupun kata santri lain bahwa angkatan ku itu banyak tapi aku susah untuk kenal dengan mereka semua, hanya Arin, Dini dan Sindi yang aku kenal.

Aku duduk di pertengahan santri lain dan di karna kan abuya sudah datang kitapun langsung mulai ber do'a dan mulai mengaji.

Pukul 21.11 akhirnya kelas malam telah selesai, aku di panggil abuya.

Abuya cerita padaku bahwa beliau kenal dengan ayah dan ibu juga.

"Makanya kamu jangan sungkan pada buya sama bu nyai juga" ucap abuya.

"Nggh buya" jawab ku menunduk.

Di karna kan waktu sudah malam akhirnya aku kembali ke kamar.

Ketika aku jalan menuju kamar aku melihat Anhar dan Arin yang sepertinya sedang mengobrol, tapi mereka tidak berdua ada santri lainnya juga di koprasi.

Aku memutuskan untuk ke koprasi untuk membeli cemilan.

"Mba Arin ngga ke kamar?" tanya ku setelah sampai di koprasi.

"Mba lagi jaga koprasi, jadi paling nanti mba ke sana" jawab Arin.

Aku hanya ber'oh'iya.

Aku pun membeli beberapa cemilan untuk di kamar.

"Dinda uang masih ada kan?" tanya Anhar.

"Masih ada gus" jawab ku.

"Panggil mas aja" ucap Anhar.

Aku hanya membalasnya dengan anggukan.

"Iyah mas" celetuk Arin yang duduk di pinggir Anhar dengan jarak yang aman.

Anhar menatap sinis pada Arin "bukan sama kamu yaa rin..." ucap Anhar.

"Iyah... Iyah... Aku tau ko Har" jawab Arin.

"Eumm kalo gitu Dinda ke kamar duluan ya mba" ucap ku.

"Iyah" jawab Arin.

Lalu aku pun pergi dari koprasi.

Sudah satu minggu lebih aku mondok hampir setiap malam Arin jaga koprasi aku selalu melihat Arin ngobrol berdua dengan Anhar, dan aku pun mencoba untuk tidak memikirkannya lagi.

Seperti biasa aku, Dini dan Sindi sedang belajar malam, yaa Sindi santri yang baru datang beberapa hari yang lalu dan ia di sekamarkan dengan ku.

"Ya Allah kenapa tiba-tiba Dinda pengen pulang yaa? Dinda ngga betah di sini, ihhh Dinda mau pulanggggg.... Buu... Yahhh... Dinda mau pulanggg... Dinda ngga betah di sini..." hati ku menjerit, ntah kenapa tiba-tiba aku ingin pulang.

Aku menidurkan diri di lantai dan menutup wajahku dengan buku.

"Din... Kamu udah selesai belajarnya?" tanya Dini.

Aku hanya terdiam tidak membalas Dini, di detik berikutnya Dini mengangkat buku di wajah ku dan aku menangis.

"Dinda kenapa?" tanya Dini.

Sindi yang sedang belajar pun langsung menghampiri ku.

"Dinda kamu kenapa?" tanya Sindi.

"Aku mau pulang" tangisku.

"Kamu kenapa tiba-tiba mau pulang?" tanya Dini.

"Aku ngga betah di sini" jawab ku.

Aku pun bangun dari tidur ku dan langsung menuju kamar mandi untuk cuci muka.

SincereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang