Lamaran.

19 6 3
                                    

Aku terbangun karna Anhar membangunkan ku.

"Din... Bangun" Anhar.

"Heumm... Nyampe?" tanya ku sambil mengucek mata ku.

"Iyah nyampe" jawabnya.

Aku terdiam sejenak mengumpulkan nyawa.

"Ko rame? Emang ada acara? " tanya ku.

"Kita keluar dulu yukk" ajak Anhar.

Anhar keluar dari mobil dan menuju pintu mobil sebelahnya, ia membuka kan pintunya.

"Ayoo" ajak Anhar.

Aku memegangi lengan Anhar yang terbaluti jas panjangnya.

"Mas... Ini ko rame gini? Ada acara apa?" tanya ku pada Anhar.

"Tar juga kamu tau sendiri" jawab Anhar.

Ketika di jalan menuju rumah, aku melihat papan yang bertuliskan, "Selamat datang di acara lamaran Anhar dan Dinda"

Betapa terkejutnya aku setelah membacanya.

"Hah? Maksudnya apa mas?" tanya ku.

Aku dan Anhar duduk di bangku depan halaman rumah.

"Jadi gini Din,, insyaallah besok mas akan lamar kamu, sesuai janji mas sebelum mas pergi ke Hadramaut" jawab Anhar to the point.

"Secepat ini mas?" tanya ku.

"Iyahh Din" jawabnya.

"Tapi mas,, Dinda belum bilang sama ummik sama abah juga" ujar ku.

"Kita video call sekarang ya" ujar Anhar.

Aku hanya membalasnya dengan anggukan.

Anhar mengambil laptopnya dan kita mulai video call dengan ummik di Turki.

Anhar yang meminta izin pada ummik dan abah untuk melamar ku besok, dan alhamdulillah ummik dan abah mengizinkannya, dan menyetujuinya.

Justru ummik Maryam, abah Yusuf, abah Ulil dan ummik Salamah lah yang menjodohkan ku dan Anhar.

Kita masuk ke dalam sudah di sambut ayah, ibu, dan keluarga ku yang lainnya.

"Belum juga lamaran udah mesra aja" celetuk Nida sepupu ku dari Bekasi.

"Bukan mesra... Gw abis jatoh" jawab ku ketus.

Sontak ibu dan ayah kaget mendengar nya.

"Jatoh kenapa?" tanya ibu.

"Anak kecil ini kesandung mi" jawab Anhar terkekeh.

"Anak kecil" ketus ku seraya mengerucutkan bibirku.

Anhar, ibu dan ayah hanya terkekeh.

Usai sholat ashar, Anhar pamit untuk pulang, dan besok ia akan  kembali membawa kebahagiaan.

Malam pun tiba, aku menatap indahnya langit di balkon, tiba-tiba ponsel ku berdering, setelah aku melihatnya ternyata ummik mem video call ku, aku langsung mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum ummik" sapa ku.

"Waalaikumsalam sayang" jawab ummik di sebrang sana.

"Jadi gimana besok? Kamu mau menerima Anhar?" tanya ummik.

"Eumm InsyaAllah ummik" jawab ku.

"Ummik yakin kamu pasti akan menerima lamarannya" ucap ummik.

Aku hanya terkekeh, tersipu malu.

"Andai aja ummik sama abah ada di sini" celetuk ku.

"Maaf ya sayang, bukan ummik ngga mau datang ke sana, tapi ummik sibuk di sini, insyaallah nikahan kamu nanti ummik sama abah datang" ujar ummik.

SincereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang