Sudah satu minggu aku dan Anhar di Surabaya, akhirnya sore ini kita memutuskan untuk kembali ke Probolinggo.
"Dadah adiknya kakak, jangan nangis terus ya sholeh" ucap ku, sesekali aku menciumnya.
Tanpa pengetahuan ku Anhar memotret ku yang sedang meng gendong Tohir secara diam-diam.
Naraal-abshor dan 23.5300 like lainnya.
Kesayangannya mas❤
Coment.
Karinar.23
KhemmmKhansainun.mtia
Waduhhh kesayangan gak tuh?😱 @DindaRtuR.INaraal-abshor.
@SalamahIskandar Mik nih kode...Adeknya kesayangan kakaknya kecintaan wkwk
Adeknya kesayangan kakaknya sayanggggg
Setelah kita berpamitan pada ayah dan ibu, kita pun langsung pergi menuju Probolinggo.
Kita menyiarkan siaran langsung di instagram Anhar.
"Nahh ini kecintaan gus Anhar" aku membaca coment yang keluar.
"Hah maksudnya kecintaan gus Anhar apa?" tanya ku pada penonton live yang sudah tembus 5k
"Coba mba Dinda liat postingan baru gus Anhar" aku membacanya lagi.
Aku melihat Anhar yang sudah tertawa.
Aku langsung melihatnya betapa terkejutnya aku melihat coment netizen, apalagi coment dari Nara yang menandai ummik.
Aku hanya menatap Anhar yang tertawa terbahak-bahak, sampai batuk-batuk.
"Noh... Noh... Batuk kan... Makanya kalo ketawa jangan terlalu ngakak" ucap ku menyondorkan air mineral yang sudah di buka.
"Makasih" ucap Anhar yang masih terkekeh.
Setelah menempuh waktu cukup lama akhirnya kita sampai di nurul qodim.
Ternyata ada Rizki di rumah abuya, sepertinya Rizki sedang menunggu Anhar.
"Ya udah mas Dinda ke kamar yaa" ucap ku.
"Iyahh" jawabnya.
Lalu aku pergi menuju kamar.
Di jalan menuju kamar banyak santri yang menyapa ku, dan aku pun membalasnya dengan senyuman.
Sesampainya di kamar aku di sambut anak kamar ku.
"Assalamu'alaikum" ucap ku.
"Waalaikumsalam" jawab mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere
Non-Fiction"Ikhlas bukan melepaskan sesuatu dengan air mata, tapi bisa merelakan sesuatu dengan senyuman." "Mensyukuri hari ini dan mengikhlaskan apa yang telah berlalu. Menangis boleh, malah harus, tapi jangan sampai meratap." -Khairul Anhar Askandar- Penas...