Sore ini aku, dan Anhar siap-siap untuk pergi ke Madura.
"Udah mas ini doang kan?" tanya ku pada Anhar.
"Iyh ini aja" jawabnya.
Lalu kitapun turun ke bawah dan menemui Rizki yang sudah menunggunya di bawah.
"Bu.. Yah.. Dinda sama mas Anhar pergi sekarang yaa" ucap ku pada ibu.
"Hati-hati nggeh" jawab ibu.
Aku mencium tangan ibu dan ayah secara bergantian, lalu di ikuti Anhar dan Rizki.
"Assalamu'alaikum" ucap kita bertiga.
"Waalaikumsalam" jawab mereka.
Lalu kita bertiga berangkat menuju Madura.
Setelah melewati satu jam setengah akhirnya kita sampai di Madura, kita memutuskan untuk sholat di mesjid bangkalan.
Di karna kan masih sore akhirnya kita istirahat sejenak di sana.
"Har... Din..." panggil seseorang.
Aku dan Anhar melirik, dan ternyata Husen.
"Mas Husen" sahut ku.
"Assalamu'alaikum" ucapnya yang baru datang dan bersalaman pada Anhar dan Rizki.
"Waalaikumsalam" jawab kita.
"Sehat mas?" tanya Anhar.
"Alhamdulillah, kalian gimana?" tanya Husen.
"Alhamdulillah" jawab ku dan Anhar.
"Kirain mas Husen masih di Yogyakarta" ujar Anhar.
"Ngga, minggu kemarin pulang" jawabnya.
Anhar hanya ber'oh'iya.
Setelah kita ngobrol kita lanjut makan, usai makan kita sholat magrib di rumah Husen.
Sesudah sholat isya aku, Anhar dan Rizki langsung menuju tempat acara.
Sesampainya di sana sangat ramai karna kedatangan kita.
Ketika aku dan Anhar sudah menaiki panggung, dan Anhar bilang pada personil hadrohnya bahwa ia akan membawakan sholawat adinnu lana, karna request dari para jama'ah.
"Maaf gus tadi yang megang darbuka mendadak sakit" jawab salah satu personil.
"Ya udah gak papa Dinda aja yang megang darbuka" jawab ku.
"Lah masa kamu?" tanya Anhar.
"Yah, ngga papa" jawab ku.
Lalu aku pindah ke belakang lalu di ikuti Anhar, para jama'ah pun berteriak histeris.
"Ihh mas udah di depan aja" suruh ku.
"Ngga" jawab Anhar singkat.
Aku hanya berbuang muka.
Anhar pun mulai melantunkan sholawat nya dan aku pun langsung memukul darbuka nya.
Para jama'ah histeris ntah karena mendengar suara Anhar atau mendengar suara darbuka.
Sesekali aku pun melantunkan sholawat sambil bermain darbuka.
Setelah selesai acara kita langsung berpamitan pada Husen karna akan langsung pergi ke Solo.
Yaaa ke Solo untuk menghindari haul habib Ali bin Muhammad Al Habsyi,
Kita tidak bertiga nanti di sana kita akan ketemu dengan tim syubban.Tepat pukul 04.01 subuh kita sampai di Solo, aku, Anhar dan Rizki menuju mesjid karna para tim syubban ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere
Non-Fiction"Ikhlas bukan melepaskan sesuatu dengan air mata, tapi bisa merelakan sesuatu dengan senyuman." "Mensyukuri hari ini dan mengikhlaskan apa yang telah berlalu. Menangis boleh, malah harus, tapi jangan sampai meratap." -Khairul Anhar Askandar- Penas...