"Mas ngapain ke sini?" tanya ku.
"Mas mau bawa kamu pulang" jawab Anhar.
"Buat apa Dinda pulang? Dinda udah gak punya rumah" jawab ku.
"Rumah yang kemarin itu rumah ummik kamu Din" jawabnya.
Aku menatap Anhar dengan mata berkaca-kaca.
"Mas tau kalo ibu sama ayah bukan orang tua kandung dinda?" tanya ku.
Anhar mengangguk pelan.
Air mata ku meleleh, "kenapa sih... Semua orang sembunyiin ini dari Dinda?" tangis ku.
"Maaf Din... Kita seperti ini karna kita sayang sama kamu" ujar Anhar.
"Kalo mereka sayang sama Dinda kenapa gak ngebiarin Dinda diem sama orang tua kandung Dinda aja?" tanya ku.
"Kenapa bisa kaya gini sih?" lirih ku.
"Duluu...."
Flashback on.
Maryam melahirkan anak perempuan, tapi saat ini anaknya sudah berumur 2 tahun.
Maryam dan Yusuf hidup dengan banyak kekurangan mau dalam hal ekonomi dan yang lainnya, tapi mereka mengumpulkan banyak uang untuk pergi ke Turki, karna beberapa minggu yang lalu Maryam dan Yusuf ada panggilan kerja di Turki.
Tadinya Maryam akan menitipkan Dinda pada sang ibu, ya itu mbah Sarifah, tapi mbah tidak bisa karna umur yang sudah tua.
Maryam menatap anak tunggal nya dengan sendu.
"Bah... Gimana kalo kita kasih Dinda ke mba Sri dan mas Ahmad?" tanya Maryam pada Yusuf.
"Tapi mik, abah gak rela Dinda di kasih ke orang lain" ucap abah.
"Ummik juga sama bah, kita gak akan kasih Dinda ke mba Sri, tapi kita titipkan Dinda pada mba Sri" ujar Maryam.
Yusuf hanya membalasnya dengan anggukan.
Malam itu Maryam dan Yusuf menuju rumah Sri dan Ahmad.
Sesampainya di rumah Sri ternyata di sana sedang banyak tamu, dan ternyata di sana sedang ada mba Salamah, mas Ulil, mas Hafid dan mba Nayla, dan ada anak sulung mba Salamah.
"Assalamu'alaikum" ucap Maryam dan Yusuf bersamaan.
"Waalaikumsalam" jawab mereka.
Maryam dan Yusuf masuk ke dalam dan gabung dengan mereka.
"Ada apa Yam?" tanya Sri.
"Maaf saya dan suami sudah mengganggu kalian semua" ucap Maryam.
"Mohon maaf mba sebelumnya, mba kan tidak punya anak? Gimana kalo Yam titipin Dinda sama mba?" ucap Maryam menangis.
"Hah? Kamu kenapa Yam?" tanya Sri.
"Yam mohon mba, Yam sama mas Yusuf harus pergi ke Turki, Yam gak sanggup buat biayain Dinda, mbah juga ngga bisa jaga Dinda, InsyaAllah kalo Yam sama mas Yusuf sukses di Turki, Yam bakal kirim uang buat keperluan mba sama Dinda" ujar Maryam.
"Tapi Yam mohon... Jaga Dinda, anggap Dinda kaya anak mba sendiri" tangis Maryam.
"InsyaAllah Yam... Mba sama mas Ahmad akan jaga Dinda, dan anggap Dinda seperti anak sendiri" jawab Sri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere
Non-Fiction"Ikhlas bukan melepaskan sesuatu dengan air mata, tapi bisa merelakan sesuatu dengan senyuman." "Mensyukuri hari ini dan mengikhlaskan apa yang telah berlalu. Menangis boleh, malah harus, tapi jangan sampai meratap." -Khairul Anhar Askandar- Penas...