Pagi ini kita berangkat menuju ke tempat acara pertama di Bangkalan.
Sepanjang jalan orang lain ramai sholawatan sedangkan aku memutuskan untuk tidur.
Tapi aku melihat ke arah Sindi yang sedang mengotak-atik ponselnya.
"Hah... Sin.. Kamu bawa HP? Emang di izinin yaa sama abuya?" tanya ku.
"Lah emang kalo kita perfom boleh bawa HP ko" jawab Sindi.
"Wah? Emang iyah?" tanya ku tak percaya.
Sindi hanya membalasnya dengan anggukan.
"Ihh ko aku ngga tau sih" kesal ku.
"Mas Ilham..." panggil ku pada Ilham yang duduk di jok depan ku.
"Ada apa?"
"Mas emang kalo lagi perfom santri juga boleh bawa HP ya?" tanya ku.
"Boleh" jawab Ilham.
"Eumm sad banget... Orang-orang pada pegang HP" ucap ku memasang wajah cemberut.
"Kamu pegang ini aja" Anhar menyondorkan ku tasbih digitalnya.
"Arghhh" kesal ku.
Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan tidur ku.
Sesampainya di tempat acara kita memutuskan untuk istirahat sejenak untuk melaksanakan sholat isya.
Usai sholat aku langsung bergegas keluar dan langsung memakai sepatu ku.
"Udah sholatnya?" tanya Anhar.
"Udah" jawab ku ketus.
"Dinda kenapa dari tadi cemberut mulu?" tanya Rafi.
"Dia kesel gak bawa HP" jawab Anhar.
"Ya Allah Dinda... Dinda..." kekeh Aban.
"Lagian kenapa sih ngga ada yang ngasih tau Dinda kalo perfom boleh bawa HP" celoteh ku.
"Ya kita kira kamu tau" jawab Ilham.
"Ya udah saya anter kamu bawa HP ke rumah" ucap Anhar.
"Percuma... Ayah sama ibu lagi ngga di rumah" jawab ku kesal.
"Kumpul... Kumpul..." ucap abuya.
Setelah aku selesai memakai sepatu kita pun langsung kumpul dan langsung menuju tempat acara.
Jama'ah nya begitu banyak, baru kali ini aku naik panggung dengan penonton sebanyak ini.
Aku duduk di dekat Anhar.
Kita pun tes vokal dan menyesuaikan mic.
Pertama pembukaan dari abuya.
Sedari tadi aku melamun.
"Ehh aku tadi kenapa yaa? Kek anak kecil banget tingkahnya, dihh astaghfirullah..." gumam ku dalam hati.
"Ssttt... Jangan ngelamun" ucap Anhar membuyarkan lamunanku.
Aku mengerjapkan mataku dan sesekali melirik ke arah Anhar.
Sholawat pun di awali Anhar, Ilham dan Rafi.
Setelah selesai, Ilham menyuruh ku duet dengan Sindi.
"Mughrom... Qolby bii hubbika mughrom...
Ya mustofa'nal mukarom...
Ya Rasullulah..." aku"Mughrom... Qolby bii hubbika mughrom...
Ya mustofa'nal mukarom...
Ya Rasullulah..." Sindi.Ketika bagian reff bagian ku tiba-tiba Anhar yang duduk di samping ku yang sedang minuman pun tiba-tiba tersedak minumnya, ia sampai terbatuk-batuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere
Non-Fiction"Ikhlas bukan melepaskan sesuatu dengan air mata, tapi bisa merelakan sesuatu dengan senyuman." "Mensyukuri hari ini dan mengikhlaskan apa yang telah berlalu. Menangis boleh, malah harus, tapi jangan sampai meratap." -Khairul Anhar Askandar- Penas...