Baru saja aku pulang kelas siang, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar.
Aku pun membukanya dan ternyata itu Salma.
"Din... Baru pulang?" tanya Salma.
"Nggeh mba" jawab ku.
"Abis bersih-bersih ke ruang latihan ya" ujarnya.
"Iyah mba nanti Dinda ke sana" jawab ku.
"Kalo gitu aku duluan, assalamu'alaikum" Salma.
"Waalaikumsalam" jawab ku sambil menutup pintu.
Lalu aku pun memutuskan untuk mandi dan siap-siap menuju ruang latihan.
Sesampainya di ruang latihan ternyata di sana ada dua grup hadroh wanita dan laki-laki di sana pun ada abuya, Anhar, Ilham, Rafi, Salma, Farel ketua rois dan ada Hudzaifah yang sama seperti ku memegang jabatan kesenian.
"Jadi gini Din... Tanggal 23 hari kamis ada lomba hadroh di Bogor sama di Yogyakarta, lombanya di waktu yang sama, nah tadi udah di tanya sama grup hadroh al-jawahir (grup laki-laki) dan grup hadroh at-tupah (grup wanita) dan katanya mereka setuju mau ikut." jelas Farel.
"Iyah Dinda setuju, biar nanti kita di bagi aja, siapa yang ikut ke grup at-tupah dan mana yang ikut ke al-jawahir" ucap ku.
"Ya sudah saya ikut grup al-jawahir ke Yogyakarta sama Farel" ujar Zai atau Hudzaifah.
"Iyah" jawab ku.
"Dinda mending berangkat sama Sindi, soalnya Sindi bisa make up kan? Ngga mungkin juga kamu make up in anak-anak sebanyak ini" ucap Salma.
"Nggeh mba" jawab ku.
Sekilas aku melirik Anhar.
Setelah semuanya fiks dan kumpulan pun selesai, kita pun langsung lanjut latihan.
Aku melatih grup at-tupah di temani Anhar dan Ilham
Banyak yang koreksi oleh Ilham para vokalis nya.
Aku membantu memperlancar jari yang memegang darbuka.
"Inget jari manis sama kelingkingnya harus di pake juga" ujar ku.
"Nggeh mba" jawabnya.
Setelah beberapa hari latihan mereka cukup lancar.
Usia mengajar latihan malam aku menunggu yang lainnya membereskan alat hadroh nya.
"Kalian lanjut aja yaa, nanti kuncinya ke kamar aku in aja" ucap ku.
"Nggeh mba" jawab mereka.
Lalu aku pun pergi dari ruang latihan dan menuju ruangan Firman.
Baru saja sampai koprasi aku bertemu Firman.
"Mas Firman..." panggil ku di lapang.
Lalu Firman pun menghampiri ku.
"Ada apa Din?" tanya nya.
"Mas besok kan ada lomba ya di Bogor, boleh ngga Dinda pinjem kameranya satu" ucap ku.
"Boleh lah Din... Mau lima juga boleh" kekeh Firman.
"Ehh beneran boleh?" tanya ku.
"Iyah" jawab Firman.
"Dinda nunggu di taman aja ya mas" ucap ku.
"Iyah" jawab Firman.
Lalu aku pergi ke taman dan Firman pergi ke rumah nya untuk mengambil kamera.
Setelah aku menerima kamera dari Firman akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kamar.
Sesampainya di kamar aku dan Sindi langsung menyiapkan make up yang akan di bawa besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincere
Non-Fiction"Ikhlas bukan melepaskan sesuatu dengan air mata, tapi bisa merelakan sesuatu dengan senyuman." "Mensyukuri hari ini dan mengikhlaskan apa yang telah berlalu. Menangis boleh, malah harus, tapi jangan sampai meratap." -Khairul Anhar Askandar- Penas...