Ustadz?

28 7 1
                                    

Tak terasa sudah tiga minggu aku liburan di rumah akhirnya kini aku kembali ke pondok.

Aku, Dini dan Sindi sudah pisah kamar,aku di jadikan ketua kamar oleh Salma.

Di kamar ku ada 5 santri baru dan 4 santri lama, aku membantu santri baru untuk membereskan barang-barang mereka.

Aku di panggil orang tua santri baru di kamar ku.

"Nduk... Kita titip anak-ana di sini" ucap salah satu wali santri mewakili.

"Nggeh bu insyaallah saya jaga anak-anak ibu semua di sini" jawab ku.

"Makasih nggeh ning" ucapnya.

"Nggeh sama-sama" jawab ku dengan senyuman.

"Ini ada sedikit dari kita" ucap Ibu itu memberi paperbag padaku.

"Masya Allah, makasih bu, padahal gak papa gak usah repot-repot" ucap ku.

"Sama-sama, ngga papa nduk" jawabnya dengan senyuman.

Lalu para orang tua pun berpamitan untuk pulang.

Usai sholat ashar aku beres-beres di kamar, tiba-tiba aku mendengar suara isakan.

Aku menghampiri Nisa yang duduk di atas ranjangnya.

"Heii kenapa?" tanya ku dengan lembut, lalu aku duduk di sampingnya.

"Mba aku mau pulang" tangisnya.

"Ehh kenapa mau pulang? Masa baru dateng udah mau pulang?" tanyaku.

"Aku ngga betah" jawabnya, sambil menangis.

"Masa cuman ngga betah doang mau pulang, ngga kasian sama umi, abi?" tanya ku.

"Kasian sih, tapi aku mau pulang" tangisnya lagi.

"Hustt.... Cup.. Cup.. Cup.. Udah jangan nangis" ucap ku memeluknya.

"Assalamu'alaikum Dindaaa...." sudah terdengar jelas suara Dini di depan kamar ku.

Di detik berikutnya Dini masuk ke dalam kamar.

"Waalaikumsalam" jawab ku.

"Ada apa?" tanya ku.

"Di panggil gus Anhar di ruang latihan" ujar Dini dengan nafas tak berkaruan.

"Hah? Emang ada mas Anhar?" tanya ku.

"Iyah di ruang latihan" jawabnya.

"Ya udah yukk Nisa ikut" ajak ku.

Nisa hanya membalasnya dengan anggukan.

Lalu kita bertiga pun menuju ruang latihan.

Sesampainya di ruang latihan kita langsung masuk, aku melihat Sindi di sini, Dini pun pasti melihatnya.

Aku dan Dini langsung saling tatap.

"Assalamu'alaikum" ucap kita.

"Waalaikumsalam" jawab mereka.

"Sini Din masuk" aja Rafi.

Aku hanya mengangguk, lalu aku masuk lalu di ikuti Nisa dan Dini.

"Harrr.. Ada Dinda..." teriak Ilham

"Bentar" jawab Anhar di dalam kamar mandi.

"Ngapain mas Anhar ke sini? Apa mas Anhar mau pamitan sama abuya kalo mas Anhar akan berangkat ke Hadramaut di waktu yang dekat? Tapi aku ngga pernah denger kabar mas Anhar mau berangkat di waktu yang dekat, apa mas Anhar pamitan juga sama Sindi?" aku banyak bertanya di pikiran ku.

SincereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang