Milad Syubban.

16 6 1
                                    

Minggu ini aku di sibukan dengan undangan di mana-mana, semenjak Anhar pergi, aku pergi ke acara undangan selalu sendiri, karna Ifa sedang hamil besar jadi tidak ada yang menemani ku.

Tak terasa sudah dua tahun lamanya aku di tinggal Anhar ke Hadramaut.

"Mas... Dinda rindu" gumam ku yang fokus menyetir, karna saat ini aku ada undangan di Madura.

Sesampainya di tempat acara aku langsung naik ke atas panggung karna aku sudah di tunggu para jama'ah.

Para vokal lainya menyuruh ku untuk melantunkan sajak lebih awal dan aku langsung melantunkan sajak nya.

Acara demi acara telah berlalu, aku dan para vokal lainnya masih berada di atas panggung.

Di tengah aku sedang mengobrol tiba-tiba ponselku berbunyi pertanda ada panggilan masuk, dan ternyata Husen.

Aku langsung menekan tombol hijau.

"Waalaikumsalam mas" jawab ku.
"Iyah mas Dinda ini baru selesai perfom"
"Hah? Beneran? Di mana?"
"Aduhh Dinda gak tau, tar mas Sharelok aja deh"
"Iyah siap"
"Waalaikumsalam"

Lalu aku menutup ponselku dan menyimpannya ke dalam tas.

Ternyata Husen mengajak ku makan malam di salah satu resto dekat sana.

Aku langsung berpamitan pada personil lain dan orang yang punya acara.

Lalu aku menuju ke resto yang hanya membutuhkan waktu 10 menit.

Sesampainya di sana aku langsung bertemu Husen, ternyata Husen sudah memesan makanan.

"Mas..." panggil Husen pada salah satu pelayan.

Lalu pelayan itu menghampiri kita.

"Kamu pesen apa Din?" tanya Husen.

"Eumm... Dinda pesen,, nasgor aja deh" jawab ku.

"Gak akan ayam geprek nih? Ada ayam geprek lho" goda Husen.

"Ngga deh soalnya akhir-akhir ini lambung Dinda lagi baperan" jawab ku.

Husen hanya terkekeh.

Lalu kita mengobrol sambil menunggu pesanan ku.

Sesekali aku jahil memotret Husen, dan menjadikannya sg.

Sesekali aku jahil memotret Husen, dan menjadikannya sg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersama-sama🤣

"Dasar jahil" ujar Husen yang menyadarinya.

Aku hanya terkekeh.

"Anhar kapan pulang?" tanya Husen.

"Eumm katanya dua tahun lagi" jawab ku.

"Ciee ada yang kangen nih kayaknya" ledek Husen.

"Ishh ngga" jawab ku kesal.

"Masa sihh"  ledeknya lagi.

Aku hanya berbuang muka, sedangkan Husen hanya menertawai ku.

SincereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang