07. Alfian Vanoraga

120 7 0
                                    

Happy reading..

Clara terbangun dari tidurnya saat silau cahaya matahari masuk ke sela-sela tirai kamarnya. Gadis itu beranjak menuju kamar mandi.

Setelah selesai membersihkan diri, Clara bersiap-siap ke bawah untuk sarapan. Di hari liburnya ini, Clara hanya ingin berada di rumah seharian dan bermalas-malasan.

Sampai di dapur, Clara berubah pikiran dan meminta Bi Ina untuk membawakan sarapannya di ruang tengah saja. Ia ingin sarapan sambil menonton televisi.

Beberapa menit kemudian, BI Ina datang dengan membawa nampan berisikan roti dan segelas susu. Ia meletakkan nampan itu di atas meja yang ada di hadapan Clara.

"Sarapannya non," ujar Bi Ina.

"Makasih Bi," sahut Clara. "Oh iya, Bibi udah ada kabar dari Pak Doni?" tanya Clara.

"Sudah non. Pak Doni meminta maaf sebesar-besarnya karena kemarin ketika mendengar anaknya masuk rumah sakit, Pak Doni tidak bisa berpikir jernih dan melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Dia sampai lupa menjemput non." jelas Bi Ina.

"Oh gitu.." ucap Clara mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Iya non, kalau begitu Bibi pamit ke dapur dulu." ujar Bi Ina yang diangguki Clara. Lalu wanita paruh baya itu melangkah pergi kembali ke dapur.

Clara mulai memakan sarapannya, ditemani dengan kartun kotak berwarna kuning. Mereka sering menyebutnya SpongeBob SquarePants.

Atensinya teralih saat merasakan handphonenya bergetar. Ia meletakkan sarapannya, kemudian mengambil ponsel tersebut yang ada di sebelahnya.

Di sana, terpampang nomor tak dikenal sedang menelponnya. Clara mengerutkan kening bingung, karena penasaran, gadis itu mengangkat teleponnya.

"Halo?" ujar Clara.

"Bisa temui gue di cafe Euforia?" ujar seseorang yang ada di balik telepon sana. Suaranya terdengar seperti seorang laki-laki.

"Siapa lo?" tanya Clara.

"Lo mau tau gue siapa? cukup temui gue di cafe Euforia sekarang, setelah itu lo bakal tau siapa gue." jawab Pemuda itu, kemudian mematikan teleponnya secara sepihak.

Clara semakin bingung dibuatnya. Tapi tak urung dia juga penasaran, Clara beranjak ke kamarnya, bersiap-siap pergi ke cafe yang dibilang Pemuda itu tadi.

Setelah selesai bersiap-siap, Clara menuju parkiran. Netranya menangkap Pak Doni yang sedang duduk di depan rumah sembari meminum kopinya.

"Pak Doni," panggil Clara.

Pak Doni yang mendengar panggilan itu pun beranjak dan menghampiri Clara.

"Ada apa non?" tanya Pak Doni.

"Bisa tolong antarkan saya ke cafe Euforia?" tanya Clara.

"Tentu saja non." jawab Pak Doni, kemudian pergi ke parkiran untuk mengeluarkan mobil.

Clara memasuki mobil saat Pak Doni selesai mengeluarkannya dari parkiran. Gadis itu duduk di kursi bagian belakang.

Kemudian mobil melaju meninggalkan pekarangan rumah, membentang jalanan melalui setiap sudutnya.

Suasana di dalam mobil tersebut begitu canggung. Pak Doni masih merasa bersalah karena meninggalkan anak majikannya tanpa mengabari terlebih dahulu.

"Non, Saya meminta maaf sebesar-besarnya soal kejadian kemarin, maaf Saya sudah teledor dan tidak menjalankan tugas dengan baik." ujar Pak Doni penuh sesal.

Clara dan Lukanya (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang