Happy reading..
"Kau iblis, Ari." ujar Ayah menatap dingin Dokter Ari.
Dor!
Suara tawa Dokter Ari menggema di ruangan tersebut, saat ia berhasil menghindari peluru yang Ayah tembakkan padanya.
"Saya lebih dari seorang iblis, Clao!" ujar Dokter Ari. "Apa Maura sudah memberitahumu kebenarannya? Ah dasar wanita menyebalkan! Seharusnya Saya membunuhnya waktu itu."
Ayah menatapnya tajam. Pria itu hendak berdiri menghampirinya. Namun, Clara segera menahannya.
"Ayah.. Sakit.." rintih Clara memegangi perut dan pahanya yang habis di tusuk oleh Dokter Ari.
Ayah terdiam menatap sendu putrinya.
Tak lama, suara sirine polisi mulai terdengar. Dokter Ari yang mendengarnya pun segera berjalan mundur, hendak pergi dari sana.
Dor!
Ayah lagi-lagi menembakkan pelurunya. Kali ini, tepat sasaran. Dokter Ari menunduk memegangi kakinya yang terkena tembakan, ia menatap tajam Ayah.
Ayah segera membawa Clara minggir dari pintu utama, dan membawanya duduk di tangga rumah itu.
Polisi mulai berdatangan, Dokter Ari tersenyum menyeringai, kemudian berjalan tertatih-tatih meninggalkan tempat itu.
Ayah yang menyadari hal tersebut pun segera mengejarnya.
Clara menatap Ayahnya yang sudah keluar rumah lewat pintu belakang, mengejar Dokter Ari. Gadis itu memukul dadanya yang tiba-tiba sesak.
Nafasnya perlahan mulai melemah, bunyi sirine mobil polisi terdengar begitu jauh ditelinganya, perlahan, mata gadis itu mulai tertutup. Badannya meluruh ke lantai, pandangannya berubah gelap.
Rico berlari ke arah Clara, memegang pipi gadis itu dengan perasaan cemas. Rico membawa tubuh penuh luka Clara kedalam gendongannya.
Membawa gadis itu berlari menuju ambulance yang baru saja datang.
***
Clao terus mengejar Dokter Ari yang masih kuat berlari, padahal sudah di tembak kakinya.
Meskipun sudah berusaha, pada akhirnya, Clao berhasil menggapai Dokter Ari dan menahannya agar tidak bisa kabur ke mana-mana.
Namun, diluar prediksinya, Dokter Ari malah menusuk lengannya dengan belati bekas darah Clara, yang masih pria itu pegang.
"Arghh!"
Clao memegangi lengannya, sedangkan Dokter Ari sudah kembali berlari dan masuk ke dalam sebuah mobil hitam yang perlahan mulai menjauh dari sana.
"Pak Clao, apa kau baik-baik saja?" tanya Polisi Beni melihat lengan Ayah yang sudah bercucuran darah akibat tusukan dari belati yang diberikan Dokter Ari.
Clao tak menjawab, matanya masih terus menatap tempat kepergian Dokter Ari.
***
Clara dilarikan ke rumah sakit segera setelah kedatangan Rico tadi. Saat ini, gadis itu tengah ditangani oleh Dokter yang bertugas.
Rico berjalan mondar-mandir dengan perasaan gelisah. Matanya terus melirik cemas pada pintu UGD.
"Rico, gimana keadaan Clara?!" tanya Dion berlari menghampiri pemuda itu. Dibelakangnya ada Leo, Geo, dan Bima yang menyusul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara dan Lukanya (Selesai)
Teen Fiction"𝙺𝚞 𝚋𝚒𝚊𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚕𝚊𝚛. 𝙷𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚠𝚊𝚔𝚝𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚒𝚋𝚊, 𝚊𝚔𝚞 𝚝𝚊𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚔𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒." • • • "Aku adalah luka yang tak pernah sembuh." Clara Devantara. Gadis...