Happy reading..
Geo duduk di sofa depan televisi sambil sesekali memasukkan snack ke dalam mulutnya. Pemuda itu menoleh menatap Leo yang sedang menuruni tangga dengan langkah cepat."Mau kemana lo?" tanya Geo saat melihat pakaian rapi Leo.
"Clara," jawab Leo singkat, sembari memperlihatkan korek api yang diminta Clara tadi pagi.
Geo mengangguk paham. "Gue ikut!" seru Geo bangkit dari duduknya.
Leo yang tadinya hendak melangkah ke pintu utama, kini berbalik menatap Geo. "Gak!" ujarnya.
"Pokoknya gue mau ikut! Kita kan kembar, jadi kemana-mana harus bareng, biar matching!" ujar Geo berlari menaiki tangga menuju kamar untuk bersiap-siap.
"Matching apaan!" gumam Leo berjalan menuju parkiran.
"Tungguin gue!" teriak Geo dari dalam kamar.
Leo mendatarkan wajahnya, meskipun malas, ia tetap menunggu pemuda yang memiliki wajah persis dirinya itu.
Beberapa menit kemudian, Geo sudah keluar dengan pakaian rapi. Pemuda itu sedikit berlari ke arahnya.
"Wih kembaran!" seru Geo memperlihatkan jaket hitam yang dikenakannya sama dengan milik Leo.
Leo tak menggubris. Ia segera memasang helm full face nya, kemudian menghidupkan motornya. "Lambat, gue tinggal." ujar Leo mulai melajukan motornya keluar pekarangan rumah.
Geo melotot, kemudian naik ke motornya dan segera menyusul Leo.
***
Clara duduk di kursi taman bersama Riri, menunggu kedatangan Leo.
"Lo yakin cara ini berhasil Ra?" tanya Riri ragu.
Clara terdiam sejenak. "Kita ga tau sebelum nyoba." jawabnya, membuat Riri terkekeh pelan saat tahu kata-kata itu juga pernah ia lontarkan pada Clara ketika gadis itu ragu dengan rencananya.
Dari arah depan sana, Leo dan Geo berjalan beriringan ke arah tempat Clara dan Riri duduk.
"Tuh mereka!" seru Riri berdiri. Membuat Clara juga ikut berdiri dari duduknya.
Leo lalu menyerahkan korek api itu pada Clara setelah sampai di hadapan gadis itu.
"Makasih," ujar Clara yang dibalas anggukan singkat dari Leo.
"Lo mau langsung ngecek sekarang Ra?" tanya Geo. Clara mengangguk sebagai jawaban.
"Kalau gitu, gue sama Leo juga ikut!" ujar Geo. Sedangkan Leo masih berdiri diam sembari bersedekap dada.
Clara dan Riri saling pandang. Lalu mereka berdua mengangguk pelan.
***
Saat ini, Clara, Riri, Leo, dan Geo tengah berada di kantor polisi tempat paman Riri bekerja.
Riri menyerahkan korek api itu pada pamannya, Beni. Sebelum kemari, Riri memang sudah menginfokan bahwa ia ada bukti lain yang harus di cek, dan pamannya mengiyakan.
"Akan segera saya cek, kalian bisa kesini besok untuk melihat hasilnya." titah Polisi Beni.
Riri mengangguk mengerti. "Baik om." ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara dan Lukanya (Selesai)
Teen Fiction"𝙺𝚞 𝚋𝚒𝚊𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚕𝚊𝚛. 𝙷𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚠𝚊𝚔𝚝𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚒𝚋𝚊, 𝚊𝚔𝚞 𝚝𝚊𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚔𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒." • • • "Aku adalah luka yang tak pernah sembuh." Clara Devantara. Gadis...