Happy reading..
Leo duduk di tepi ranjang, seraya mengompres luka di kedua lutut Geo."Kenapa lo bisa diserempet?" tanya Leo.
Geo terdiam beberapa saat. Kemudian mulai menceritakan kejadiannya pada Leo.
Flashback..
Geo dan Bima terlihat sedang berdiri di pinggir jalan setelah membeli beberapa cemilan.
Ketika dirasa jalanan sudah agak sepi, Geo menyebrang mendahului Bima. Namun, sebuah motor sport berwarna hitam melaju ke arahnya dengan kecepatan rata-rata.
Seolah sengaja, orang itu mengarahkan motornya pada Geo, sehingga terjadilah serempetan.
Geo terjatuh dengan posisi lutut menumpu badannya. Bima yang kaget pun segera menghampiri Geo dan menolongnya. Sedangkan pengendara yang telah menyerempetnya, sudah melaju pergi tanpa adanya rasa tanggung jawab sedikitpun.
Leo mengepalkan tangan erat setelah mendengarnya. "Lo ingat nomor platnya?"
"Enggak, tapi gue inget di bagian depan motor itu ada sticker tengkorak." ujar Geo.
Leo menatap lurus ke depan dengan sorot tajam. Sialan! Siapa yang berani mengganggu adiknya?!
***
Di sebuah kantin High School Pelita, sedang ramai akan siswa-siswi yang berlalu-lalang membeli makanan pada jam istirahat tiba.
Clara, Tania, dan Laudi duduk di meja paling pojok. Mereka sama-sama terdiam, rasanya sangat berbeda saat tak ada lagi Riri yang ceria dan penghidup suasana di sekitar mereka.
Gbrak!!
Ketiga gadis itu tersentak kaget saat ada yang menggebrak meja di hadapan mereka.
"Kalian kenapa pada diam sih? Ga asik banget." ujar Dion beranjak duduk di sebelah Tania. Gadis itu hanya diam, tak seperti biasanya yang akan salting saat Dion berada di dekatnya.
"Sedih boleh, tapi jangan sampe berlarut-larut. Inget, kalian masih harus ngelanjutin hidup," ujar Bima, membuat Geo yang berdiri di dekatnya melongo.
Geo terkekeh pelan. "Seorang Bima ternyata bisa bijaksana juga," sahut bertepuk tangan bangga di hadapan Bima.
Bima mendatarkan wajahnya. Lalu menggeplak kepala Geo, membuat sang empu meringis pelan mengusap-usap kepalanya.
"Sakit ege!" ujar Geo kesel.
"Duduk sini, ngapain berdiri mulu disitu?" ujar Dion menginstruksikan keduanya untuk duduk, karena yang lain sudah duduk duluan.
Bima dan Geo segera mengambil duduk di dekat Dion yang masih kosong, muat dua orang.
"Eh lo pada tau ga? Thoriq dua bulan udah haji, haji bo haji!" ujar Geo membuat Bima dan Dion meledakkan tawanya.
"Tiba-tiba banget haji thoriq!" sahut Dion mengelap air mata yang keluar di ujung matanya saat tertawa.
"Biarin aja biarin!" timpal Bima yang sudah tertawa ngik-ngik.
"Bahas apa sih?! Gaje deh!" ujar Laudi menatap mereka bertiga kesal.
"Ya elah ga update lo Lau! Masa kek gitu aja ga tau." hardik Geo, Laudi hanya memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara dan Lukanya (Selesai)
Teen Fiction"𝙺𝚞 𝚋𝚒𝚊𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚕𝚊𝚛. 𝙷𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚠𝚊𝚔𝚝𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚒𝚋𝚊, 𝚊𝚔𝚞 𝚝𝚊𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚔𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒." • • • "Aku adalah luka yang tak pernah sembuh." Clara Devantara. Gadis...