21. Kecelakaan

91 8 0
                                    

Happy reading..

"Ada apa Ra?" tanya Riri memegang bahu Clara.

Clara tak menjawab, gadis itu masih menatap kertas yang ada di genggamannya dengan penuh emosi.

Riri mengambil alih kertas itu, kemudian membacanya. Matanya melotot kaget seraya menatap Clara meminta penjelasan. Netra Riri teralih pada setangkai bunga mawar hitam yang ada di rak belakang tubuh Clara.

"Mawar hitam?" gumam Riri bingung. "Ra, apa maksud dari ini semua?" tanya Riri menatap Clara meminta penjelasan.

Sebelum menjawab, Clara menghela nafasnya sejenak.

"Gue hampir setiap hari dapet itu. Pesannya selalu berisi ancaman, yang ngelarang gue buat ga nyari tau soal tragedi itu." ujar Clara.

Gadis itu kemudian menatap sekeliling, mengamati setiap sudut kamarnya yang sepertinya sudah tidak aman lagi.

Clara mencondongkan tubuhnya dihadapan Riri, kemudian berbisik sesuatu. "Dia lagi ngawasin kita."

Bisikan itu seketika membuat sekujur tubuh Riri merinding. Ia menatap Clara kemudian beralih menatap sekeliling kamar.

"Ra, jangan becanda deh!" Riri menatap Clara takut.

"Jangan takut." ujar Clara. "Gue masih punya petunjuk cadangan, tapi gue ga bisa ngasih tau lo di sini. Karena gue yakin, kamar ini udah ga aman." bisik Clara lagi.

"Jadi?" tanya Riri.

"Kita keluar," ucap Clara menarik tangan Riri pergi dari sana.

***

Clara dan Riri saat ini tengah duduk di bawah pohon yang ada di taman. Ramai orang yang juga berkunjung di sana malam itu.

"Lo gapapa kan kalo gue bawa kesini dulu? Maksudnya orang tua lo, apa mereka ga khawatir, soalnya lo belum pulang?" tanya Clara. Membuat Riri sontak tersenyum.

"Tenang aja, Mama gue no galak-galak kok." jawab Riri terkekeh pelan.

"Syukur deh kalau gitu." sahut Clara.

"Petunjuk apa yang lo maksud tadi Ra?" tanya Riri dengan suara pelan.

Clara terdiam sejenak. Kemudian mengeluarkan handphonenya dan memperlihatkan pada Riri foto dari kertas usang yang berisikan dua pasang nomor plat mobil.

"Nomor plat?" tebak Riri membuat Clara mengangguk sekilas.

"Lebih tepatnya plat mobil." ujar Clara dengan nada pelan. "Saat tragedi itu terjadi, ada dua mobil yang ngikutin mobil keluarga gue terus dari awal. Sampai akhirnya, mereka jugalah yang nabrak mobil keluarga gue di tikungan jalan waktu itu. Dan kedua pasang nomor ini, gue yakin itu nomor plat mobilnya."

Riri memperhatikan foto kertas tersebut dengan kening mengerut seraya berfikir.

"Abang gue kerja di tempat penggantian plat mobil. Kita bisa cek riwayat plat ini di sana." ujar Riri menoleh pada Clara.

"Tapi itu udah tujuh tahun lalu Ri, udah lama banget." sahut Clara.

"Ya ga ada salahnya kan kita ngecek dulu?" ujar Riri. "Di tikungan jalan itu.. Ada CCTV ga Ra?" tanya Riri.

Clara mengerutkan kening berfikir. "Ga tau, kemarin pas ke sana gue ga merhatiin itu."

Riri mengusap dagunya. "Kita kesana sekarang buat ngecek." ujar Riri beranjak menarik tangan Clara.

Clara dan Lukanya (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang