Overdose

204 9 2
                                        

Heyy yowww jangan lupa vote dan komen gaeesss 😉🤸🤸

HAPPY READING GUYSS📖

HAPPY READING GUYSS📖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devan melirik Lana yang tak jauh duduk darinya, tepatnya di kursi panjang halaman belakang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devan melirik Lana yang tak jauh duduk darinya, tepatnya di kursi panjang halaman belakang sekolah. Awalnya Devan berniat pergi setelah kedatangan Lana, tapi Fey justru menariknya ikut serta. Entah kenapa ia harus terjebak di situasi macam ini, karena sejak tadi mereka berdua ditinggal Fey entah ke mana, baik Devan maupun Lana sama sekali tidak ada yang berbicara.

Devan cepat-cepat mengalihkan pandangannya saat Lana tiba-tiba menoleh ke arahnya. Devan mencoba menatap apapun yang ada di sana selain Lana. Suasana canggung di antara mereka membuat Devan sedikit tersiksa. Baru kali ini Devan duduk hanya berdua saja bersama Lana, ia bingung harus membicarakan apa. Devan menggerutu dalam hati sebab Fey tak kunjung datang.

Sedangkan di sisi lain, Lana yang sempat ingin membuka suara untuk memulai percakapan mengurungkan niatnya. Lana pun langsung mengalihkan tatapannya dari Devan. Ia menunduk memainkan jarinya. Sepertinya Devan sama sekali tidak berniat untuk mengobrol dengannya. Yah... lagipula mereka memang tidak akrab bukan?

Tapi saat ini Lana benar-benar tidak tahan dengan kecanggungan di antar mereka, ia pun kembali menoleh pada Devan. "Itu... kacamata lo nggak dilepas dulu?" tunjuk Lana pada kacamata yang bertengger di hidung mancung Devan. Sekadar basa-basi.

Devan mengerjap menatap Lana, sedikit tidak menyangka Lana mengajaknya berbicara terlebih dahulu. "Oh... nggak."

Lana mengangguk pelan mendengar jawaban yang cukup singkat itu. "Mm... lo mines berapa emang?"

"Satu koma dua lim-"

Brak! Devan dan Lana refleks menatap satu botol air mineral yang ditaruh di tengah-tengah mereka, lalu keduanya menoleh pada Fey yang kini sedang menenggak air dengan rakus.

Usai menghabiskan setengah botol air, Fey beralih pada Lana. Setelah Lana mengatakan alasan dia menangis, Fey tidak memberikan reaksi atau respon sama sekali, ia langsung pergi setelah memperingati keduanya untuk tetap diam di sana. "Sumpah ya, Lan. Gue kira lo nangis karena diselingkuhin Gerald atau semacamnya, tapi ternyata lo nangis cuma gara-gara dia nggak berusaha keras ngebujuk lo yang lagi marah sama dia?!"

Not your, Babe!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang