Meski memiliki badan yang tergolong mungil seperti anak SD, tapi percayalah, Fey tidak akan gentar oleh ombak maupun badai.
Namun siapa sangka, jika sudah berhadapan dengan Rama, cowok yang katanya naksir padanya, ia akan langsung lari terbirit-biri...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Meski pikirannya masih melayang pada Olivia yang ditinggalkannya begitu saja, tapi Rama berusaha melupakannya sejenak tentang bagaimana kondisi Olivia sekarang, ia cukup yakin Dafa bisa mengatasinya, mengingat cowok itu yang menyuruhnya pergi dari sana. Untuk saat ini Rama harus menyelesaikan permasalahannya dengan Fey.
Dan kini Rama mengerjap bingung dengan pandangan yang melihat sekeliling. Sudah hampir sepuluh menit ia berdiri mematung semenjak memasuki toko bunga itu. Sebelumnya Rama sudah meminta saran pada Gerald terkait hadiah apa yang harus ia berikan pada sang pacar sebagai bentuk permintaan maaf atas kesalahannya yang entah tidak tahu apa hingga tiba-tiba membuat gadisnya itu meminta putus dua hari lalu. Tapi rupanya bertanya pada Gerald bukanlah pilihan yang tepat, hingga Rama memutuskan menelepon Millo, satu-satunya orang paling waras yang terlintas dibenaknya untuk ia mintai pendapat. Dan biasanya juga, cewek akan lebih paham sebagai sesamanya.
"Bunga?" heran Rama atas saran yang diberikan Millo, sebab setahu Rama, Fey bukan tipikal perempuan yang akan langsung luluh hanya karena diberi bunga. Bahkan Rama sangsi apakah Fey menyukai bunga atau tidak.
Setelah menyudahi panggilan, tanpa banyak bicara Rama langsung menuju salah satu toko bunga terdekat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yap, sedari tadi Rama hanya mematung di sana, sampai akhirnya seseorang yang melihat Rama yang tengah kebingungan pun menghampirinya.
"Halo, Kak. Ada yang bisa saya bantu?"
Rama menoleh pada seorang perempuan muda yang ia yakini adalah penjaga toko bunga itu.
"Saya mau beli bunga," kata Rama.
"Kalo boleh tau, bunganya untuk siapa ya, Kak? Orangtua? Saudara? Teman? Atau...."
"Pacar saya."
Penjaga toko bunga itu ber-oh ria tanpa suara seraya mengangguk paham. "Maaf sebelumnya, pacar Kakak suka bunga apa?"