Meski memiliki badan yang tergolong mungil seperti anak SD, tapi percayalah, Fey tidak akan gentar oleh ombak maupun badai.
Namun siapa sangka, jika sudah berhadapan dengan Rama, cowok yang katanya naksir padanya, ia akan langsung lari terbirit-biri...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tiga hari berlalu setelah hari di mana Fey menunggu Rama di hutan kota waktu itu. Tidak ada yang berubah, semua masih berjalan seperti biasanya. Hanya saja, selama tiga hari belakangan ini, Fey berusaha untuk tidak bersinggungan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan Rama, termasuk dengan teman-teman pria itu. Agar dirinya tidak terus-menerus memikirkannya. Fey tidak ingin larut bersama rasa kecewanya. Walau hatinya terus meronta, memintanya untuk terus memperjuangkan perasaannya.
Waktu istirahat pun selalu ia habiskan di dalam kelas dengan bekal yang dibawanya dari rumah, beralasan bahwa ia sedang diet agar dirinya tidak perlu pergi makan siang di kantin. Terkadang ia juga menyibukkan diri dengan belajar atau menghabiskan jam istirahat dengan menonton film-film komedi di ponsel Devan yang dipinjamnya, dikarenakan ponselnya benar-benar mati total setelah terkena hujan di hutan kota hari itu. Dan sekarang ponselnya masih dalam proses perbaikan.
Suara berisik orang-orang disekitarnya membuat Fey menoleh ke sekeliling. Semua orang yang berada di lapangan berlarian menuju koridor karena hujan lebat tiba-tiba turun.
Fey menatap langit yang sepanjang hari ini diselimuti awan mendung. Beberapa hari belakangan ini cuaca memang menjadi lebih dingin dibandingkan sebelum-sebelumnya. Curah hujan yang tak tentu pun tak pernah absen turun setiap harinya dikarenakan sudah memasuki musim penghujan.
Setelah merapatkan dekapan buku-buku yang baru saja dipinjamnya dari perpustakaan, ia pun kembali melanjutkan langkah. Awalnya Fey berniat menghabiskan waktu istirahat kali ini di perpustakaan, tapi tempat itu tampak sangat ramai oleh para murid, hal itu mungkin disebabkan masa ujian akhir semester akan segera dilaksanakan akhir bulan ini. Pada akhirnya, Fey pun memilih meminjam buku-buku dari sana untuk dibawanya pulang.
Fey mengecek jam di pergelangan tangan. Ah, waktu istirahat sebentar lagi akan habis. Sepertinya Fey terlalu memakan banyak waktu di perpustakaan. Wajar saja, sebab beberapa buku yang diincarnya sudah tidak bersisa dipinjam oleh murid-murid lain yang datang ke sana, sehingga ia harus mencari rekomendasi buku lain yang hampir serupa dan juga meminjam beberapa judul novel.
Tepat saat meluruskan pandangan, langkahnya perlahan berhenti. Di depan sana… ia melihat cewek itu.
Cewek yang digosipkan sebagai pacar barunya Rama.
Sebelumnya Fey tidak pernah bersinggungan dengan cewek itu, ia hanya pernah melihatnya dari kejauhan beberapa kali. Diam-diam Fey mulai menilai penampilannya.
Cewek itu memang terlihat sangat menarik, terlebih lagi jika dilihat dari jarak yang cukup dekat seperti ini. Rambut hitam lurusnya tampak sehat berkilau. Matanya bulat dengan bulu mata yang lentik. Hidung tidak terlalu tinggi dengan cuping yang lancip dan juga kecil. Tubuhnya ramping dengan jari-jari tangan yang lentik. Cewek itu kini sedang berjalan ke arahnya, tetapi tampaknya dia sedang berbicara dengan seseorang di telepon.