Kejujuran

95 6 0
                                        

Hellooowww👋🏻 sebelum baca jangan lupa vote dan komen yaww😙

HAPPY READING📖

HAPPY READING📖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini kondisi Rama sudah cukup membaik dari hari sebelumnya. Meski sejak hari kedua Rama masuk rumah sakit mereka mengunjungi pria itu, tapi baru hari ini mereka lebih leluasa bertanya lebih banyak hal, termasuk tentang kejadian yang menimpa Rama tiga hari lalu.

"Gue kalo jadi lo pasti udah bikin mereka babak belur, atau nggak udah gue patahin tuh kaki satu-satu," celoteh Melvin setelah mendengar penjelasan singkat Rama.

"Nggak usah sok deh lo," ujar Nilla menanggapi. "Ngadepin cicak aja udah ngompol di celana."

Melvin tidak mampu berkata-kata. Bahkan ia pun tidak bisa menyangkalnya, sebab ucapan Nilla adalah fakta memalukan yang hanya diketahui cewek itu. Ia melirik Millo dengan perasaan malu luar biasa.

Kemudian suara tawa pelan membuat Melvin menoleh pada seorang cewek yang duduk di sofa, dia Jean, cewek yang digosipkan sebagai pacar barunya Rama.

Melihat tatapan dari Melvin, ia segera mengalihkan pandangannya ke atas meja yang dipenuhi makanan seraya menutup mulutnya, hingga tawanya pun lenyap seketika. "Maaf," ujarnya kemudian.

Melvin menatap Nilla dengan perasaan geram.

Nenek lampir, sialan! Kenapa bongkar aib di sini, sih?

"Kenapa mata lo melotot gitu?"

Karena malas berdebat, untuk sepersekian detik setelahnya, Melvin mengubah ekspresi, ia tersenyum lebar, namun keterpaksaan di dalamnya sangat jelas dan kentara.

Sedangkan Millo memilih untuk menghiraukan perseteruan keduanya, ia pun menggeser kursi yang didudukinya lebih dekat ke arah Rama. "Lo beneran nggak tau siapa orang-orang yang udah gebukin lo sampe bonyok gini?"

Mungkin luka lebam di wajah Rama memang tidak terlalu parah, tapi kondisi Rama benar-benar patut dipertanyakan, terlebih lagi setelah mendengar penjelasan singkat dari dokter, bahwa luka dalam yang dialami sedikit cukup parah daripada luka di bagian luar tubuhnya, sehingga ketika hari pertama masuk rumah sakit, pria itu bahkan sangat kesulitan meski menggerakkan sedikit tubuhnya dikarenakan di juga mengalami keretakan di tulang rusuknya. Tapi lihat sekarang, wajah Rama seperti sedang mengatakan bahwa pria itu hanya terjatuh dari tangga, dan lukanya tidak seberapa.

Entah sudah berapa kali Millo menanyakan hal yang sama, tapi Rama tetap menjawab, "Gue sama sekali nggak tau. Gue kan udah bilang muka mereka ditutup pake kain."

Millo berdecak pelan melihat perban yang melilit sebagian perut dan dada pria itu. "Sakit nggak?"

"Nggak sesakit yang lo liat pastinya." Tepat setelah mengatakan itu, Rama seketika meringis saat Millo menekan pelan dada pria itu dengan telunjuknya.

Not your, Babe!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang