Meski memiliki badan yang tergolong mungil seperti anak SD, tapi percayalah, Fey tidak akan gentar oleh ombak maupun badai.
Namun siapa sangka, jika sudah berhadapan dengan Rama, cowok yang katanya naksir padanya, ia akan langsung lari terbirit-biri...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seusai bel pulang sekolah berbunyi, tanpa menunggu lebih lama lagi Rama langsung tancap gas menuju rumah Fey. Rama ingin meminta penjelasan mengenai pesan yang dikirimkan gadis itu beberapa jam yang lalu.
Sepanjang perjalanan kepala Rama bahkan hanya dipenuhi oleh sebaris kalimat itu. Hingga saat Rama berhasil sampai di depan rumah Fey, ia dengan tak sabaran membuka helmnya dan langsung disambut oleh Iyem yang membuka pintu sesaat setelah ia menapaki teras rumah.
"Fey ada di dalam, Bik?" tanya Rama tanpa ingin basa-basi seperti biasa.
Iyem tampak mengerutkan wajahnya. Menggaruk pipinya dengan raut bingung.
Tidak mendapat jawaban apapun dari Iyem membuat Rama kembali bertanya, "Bik, Fey ada, kan?" Kali ini Rama lebih menekankan setiap kata dalam suaranya.
"Ada sih," jawab Iyem meski setengah ragu.
"Boleh saya masuk?" Izin Rama karena sedari tadi Iyem berdiri di tengah-tengah pintu, seolah menghalangi orang luar untuk masuk ke dalam. "Ada yang mau saya omongin sama Fey."
"Tapi… itu, Den."
"Tapi kenapa, Bik?"
"Katanya Non Fey lagi nggak mau diganggu."
"Fey masih sakit? Panasnya belum turun juga?"
"Kalo itu Iyem kurang tau, Den." Melihat kernyitan di dahi Rama membuat Iyem cepat-cepat melanjutkan. "Soalnya dari pagi, abis makan bubur yang Den Rama beliin, Non Fey nggak keluar kamar. Iyem panggil-panggil nggak dijawab. Pintu kamarnya juga dikunci—Eh, Den, mau ke mana?!"
Iyem panik saat tiba-tiba Rama menerobos masuk dan langsung menuju lantai atas, yang sudah bisa Iyem pastikan tujuannya adalah ke kamar Fey.
Aduhhgawatt! teriak Iyem dalam hati, pasalnya Iyem berbohong tentang si Non yang tak pernah nyaut saat dipanggil, dan juga tentang mengurung diri di kamar. Bisa ketahuan si ganteng kalau Iyem sedang berbohong, padahal Iyem kan hanya sedang menjalankan tugasnya untuk tidak membiarkan Rama masuk ke area kamar Fey, seperti apa yang diperintahkan Non majikannya itu. Tapi kalau si ganteng sudah nekat begini, Iyem bisa apa.