Meski memiliki badan yang tergolong mungil seperti anak SD, tapi percayalah, Fey tidak akan gentar oleh ombak maupun badai.
Namun siapa sangka, jika sudah berhadapan dengan Rama, cowok yang katanya naksir padanya, ia akan langsung lari terbirit-biri...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading!
🍫🍫🍫
Fey berjalan seperti orang linglung, pikirannya belum sepenuhnya fokus pada keadaan sekitar. Bahkan tadi ia sempat salah memasuki kelas lain. Efek yang ditimbulkan Rama membuat Fey seperti menjadi orang lain. Kesal. Marah. Sedih. Gregetan. Semua emosinya seolah bercampur aduk. Suasana hatinya seolah diobrak-abrik hanya karena bertemu seorang Rama. Fey menggeram dalam hati. Ia memukul kepalanya berkali-kali. Fokus, Fey, Fokuss!
Berhubung jam istirahat hanya tersisa dua menit lagi, gadis berambut sebahu itu mempercepat langkahnya menuju kelas dan berusaha melupakan sejenak semua hal yang berhubungan dengan Rama. Jika tidak, mood-nya akan sangat-sangat memburuk sampai esok hari.
Sesaat setelah memasuki pintu kelas, kornea matanya langsung tertuju pada Devan yang terlihat serius dengan buku catatan. Fey melangkah menuju meja di depan bangku cowok itu. Ia duduk di sana sambil selonjoran. Kemudian mengambil buku tebal berbahasa asing milik Devan di atas meja, lalu membuka lembaran demi lembaran dengan asal. Buku apaan sih ini? Nggak ngerti gue.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fey menatap Devan yang masih serius dengan aktifitasnya. Fey akui, Devan memang tipe cowok yang giat dalam hal belajar, padahal otaknya sudah cukup encer. Kadang Fey heran dengan orang-orang seperti Devan yang sangat terobsesi dengan pelajaran meski kepintaran sudah di atas rata-rata.
Fey meneliti wajah cowok itu, lalu tanpa basa-basi tangannya bergerak mengambil kacamata yang sedang dikenakn Devan. "Lo, tuh nggak cocok pake kacamata."
Devan menatap Fey malas. Tidak suka atas tindakan Fey yang seenaknya mengambil kacamatanya tanpa izin. "Balikin!"
Fey sedikit heran dengan sikap Devan yang hari ini terkesan cukup galak. "Iya iya, nih gue balikin. Sensi banget sih jadi cowok," kata Fey sambil mengembalikan kacamata itu pada pemiliknya. "Lagi PMS ya lo."
Devan memakai kacamata dan kembali melakukan kesibukannya yang sempat tertunda tanpa menghiraukan Fey. Seolah keberadaan gadis itu hanya angin lalu.