Antara Fey, Nilla dan Audy

419 38 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fey sedang membaca sebuah majalah remaja yang ditegakan sambil menunggu Lana di kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Fey sedang membaca sebuah majalah remaja yang ditegakan sambil menunggu Lana di kantin. Tidak. Gadis itu bukan membaca. Lebih tepatnya ia hanya menjadikan majalah itu sebagai pajangan untuk menutupi wajahnya.

Saat ini, entah kenapa sebagian besar cewek-cewek di kantin seolah sedang memelototinya terang-terangan. Malu juga ia jika ditatap seperti itu.

Diam-diam Fey membuka kamera ponselnya, meneliti wajahnya lekat-lekat. Tidak ada sesuatu yang aneh di setiap sudut wajahnya. Tunggu, kecuali krim coklat di ujung sudut bibirnya. Ia cepat-cepat mengelap sisa krim coklat itu dengan punggung tangannya asal. Nah, selain itu, tidak ada hal aneh lainnya.

Fey melongokan kepalanya ke atas majalah, puluhan pasang mata itu masih memandangnya sambil sesekali berbisik satu sama lain.

Sudah hampir 20 menit Fey menunggu Lana diiringi tatapan yang sejak tadi menghujamnya itu. Berbagai macam jenis camilan olahan dari coklat sudah ia habiskan. Dan, roti coklat di tangan adalah camilan terakhirnya.

Fey menghela napas. Pesan yang dikirimkannya untuk Lana belum juga dibalas. Teleponnya sejak tadi tidak diangkat.

Baiklah. Daripada Fey duduk sendirian di kantin tanpa camilan, dan justru mendapat tatapan orang-orang, lebih baik ia hengkang dari tempat ini.

Tapi, saat Fey baru saja memunguti sampah bungkus camilannya hendak pergi dari sana, tubuhnya berhenti. Ia mendongak, menatap seorang cewek yang tiba-tiba saja mendatanginya.

Sepotong roti lapis bertengger manis di bibirnya tanpa ia kunyah terlebih dahulu. Fey menoleh kanan kiri, takut cewek di depannya salah mendatangi orang.

"Lo ..."

Fey menatap dirinya sendiri saat cewek itu menunjuknya.

"Lo Fey, kan?" tanya cewek itu.

Fey mengambil kembali sepotong roti di bibirnya. "Iya," jawabnya sambil menatap cewek itu asing.

Cewek itu mengangguk-angguk, kemudian duduk di depan Fey. Menaruh minumannya di atas meja, lalu meneliti setiap sudut penampilan Fey. "Lo tau gue siapa?" tanyanya kemudian.

Not your, Babe!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang