Holaaa👋kembali lagi bersama Pee di sini🌚🤗
Sebelum baca jangan lupa vote ygy😉😙
HAPPY READING GUYS📖
•NOT YOUR BABE!•
BRAKK!!
"FEY!"
Setelah berhasil mendobrak pintu, langkah Rama yang bersiap memasuki ruangan terhenti saat matanya langsung tertuju pada benda yang ada di tangan Audy.
"Rama." Tampak raut terkejut di wajah Audy atas kehadiran Rama—bagaimana pria itu ada di sini?
Belum sempat Audy melontarkan pertanyaan yang ada dalam isi kepalanya, sosok Gerald yang sedikit berlari dari arah belakang Rama semakin membuat Audy tak bisa berkata-kata, lalu disusul Nilla, Melvin dan terakhir Lana.
"Kalian… kenap—"
"Gue tau lo ngerencanain sesuatu yang melibatkan Fey, jadi diam-diam gue ngikutin lo dan bawa mereka kesini," jelas Nilla menjawab pertanyaan yang sejak tadi bersarang di kepala Audy.
Setelah tersadar dari keterkejutannya atas kedatangan orang-orang itu, Audy mendengus, lalu menunduk dengan mata terpejam, setelahnya ia pun mengumpat pelan, "Sialan."
Kenapa Audy tidak sadar kalau ada yang mengikutinya?
Di sisi lain, sejak kedatangan mereka, Fey hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun, matanya sejak awal hanya tertuju pada satu orang.
Rama. Terlihat sangat jelas raut khawatir di sana.
Fey berusaha menerka-nerka, apa raut khawatir yang ditunjukkan Rama adalah nyata sesuai dengan apa yang dirasakan pria itu?
Setelah semua kata-kata yang didengarnya dari Audy. Setelah semua hal yang tidak pernah didengarnya tentang Rama diucapkan secara langsung oleh seseorang yang mengenal pria itu sejak lama, haruskah Fey percaya?
Haruskah Fey percaya dengan kekhawatiran yang hanya bisa dilihat dari permukaannya saja?
Haruskah Fey percaya dengan kepedulian Rama yang datang untuk menyelamatkannya?
Haruskah Fey percaya dengan semua sandiwara yang selama ini dimainkan oleh Rama?
Jika kali ini Fey benar-benar percaya, tolong beri penghargaan aktor pemeran terbaik untuk pria itu. Aktingnya benar-benar luar biasa hingga bisa menipu Fey.
Semuanya hanya kebohongan. Semua yang dikatakannya hanya bualan semata.
Satu tetes air mata jatuh membasahi pipinya.
Kenapa Fey? Tanya Fey dalam hati. Ada apa? Apa yang sebenarnya ia tangisi?
Yang Fey tidak sadari, ada setitik rasa kecewa yang perlahan hadir dan menyebar luas menyelimuti hatinya. Kecewa akan dirinya yang rupanya mulai membuka hati, tapi Rama menjadikannya hanya sekadar tempat untuk bermain-main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not your, Babe!
Ficção AdolescenteMeski memiliki badan yang tergolong mungil seperti anak SD, tapi percayalah, Fey tidak akan gentar oleh ombak maupun badai. Namun siapa sangka, jika sudah berhadapan dengan Rama, cowok yang katanya naksir padanya, ia akan langsung lari terbirit-biri...