Meski memiliki badan yang tergolong mungil seperti anak SD, tapi percayalah, Fey tidak akan gentar oleh ombak maupun badai.
Namun siapa sangka, jika sudah berhadapan dengan Rama, cowok yang katanya naksir padanya, ia akan langsung lari terbirit-biri...
Ada yang nunggu kelanjutan NYB? Hayolohh pasti nungguin kaann😌
Eh, nggak ada ya😳
Oh, gitu. Okedeh. Cukup tau.
Hehe canda deng✌️ walaupun nggak ada yang baca yang penting update deh, yah itung-itungmembahagiakan diri sendirihwuahaha.
Ah, udah deh nggak usah basa-basi kali yaa, langsung aja yukk cussbacaaa🤸🤸
Tapi kalo ada yang baca cerita ini jangan lupa VOTE sama KOMEN atuh GAESSSS, jangan diem-diem baee, biar semangat lanjutnya nihh, okee😉😉👍*soalnya gada ayang buat nyemangatinhuahaha:v
HAPPY READING GUYSS📖
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah cukup memberikan sedikit peringatan pada Dafa, Rama mengunjungi Rumah sakit tempat Olivia dirawat yang mana memang cukup dekat dari kampus Dafa.
Kedatangannya di sana rupanya sudah ditunggu-tunggu oleh Olivia sejak kemarin-kemarin, bahkan cewek itu menyambutnya dengan wajah gembira dan juga pelukan hangat. Wajar saja, saat Rama memilih pulang setelah mengunjungi Olivia di Rumah Sakit untuk pertama kalinya, Rama tidak sempat berpamitan dengan Olivia karena cewek itu sedang tidur.
Rama tidak mau mengganggu tidur nyenyak cewek itu, sebab mendengar dari cerita Dafa saat ia datang ke sini waktu itu, Olivia tidak tidur dengan baik. Olivia sering terjaga di malam hari dan akan menangis sampai pagi.
Perasaan bersalah itu selalu menyeruak di hatinya saat Rama melihat wajah Olivia. Apa yang sudah terjadi kepada Olivia adalah salah satu bagian dari kesalahannya. Dan hal itu pula yang membuat Rama tidak bisa untuk mengabaikan Olivia meski hubungan mereka sudah berakhir sejak lama. Dan rasa bersalah itu juga yang membuat Rama tetap datang kesini untuk menemui mantan pacarnya itu.
Rama selalu merasa bahwa menemani proses kesembuhan Olivia adalah kewajibannya.
Cukup lama Rama mengobrol dengan Olivia, hingga cewek itu meminta Rama untuk menemaninya jalan-jalan di taman Rumah Sakit. Rama pun menyetujui dan membawa Olivia ke tempat yang diinginkannya.
"Aku seneng kamu di sini, Ram."
Rama merespon ucapan Olivia dengan usapan pelan di bahu ringkih cewek itu, sedangkan tangannya yang lain menggenggam erat jari-jari tangan Olivia yang seakan hanya dibalut dengan kulit. Rama menuntun Olivia menuju kursi panjang yang ada di pinggiran taman, tepatnya di kursi yang tidak tersorot langsung oleh sinar matahari karena terhalang oleh rimbunnya dedaunan dari pohon.