Meski memiliki badan yang tergolong mungil seperti anak SD, tapi percayalah, Fey tidak akan gentar oleh ombak maupun badai.
Namun siapa sangka, jika sudah berhadapan dengan Rama, cowok yang katanya naksir padanya, ia akan langsung lari terbirit-biri...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tentang harapan yang tertinggal. Mimpi yang tak terwujud. Dan masa lalu yang tak terlupakan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kaki Fey melangkah tak tentu arah, yang penting ia tidak dekat-dekat dengan Rama. Fey melirik ke belakang, rupanya pria itu masih mengikutinya dengan santai. Bagaimana bisa, padahal Fey sudah mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjauh dari Rama. Arrghh!
"Kamu jangan jalan jauh-jauh," kata Rama buka suara. "Kalau kamu ilang nanti aku susah nyarinya, di sini banyak orang."
Fey memilih tidak mengacuhkannya. Ia justru meledek dengan mengikuti kata-kata Rama tanpa suara.
"Fey!" panggil Rama masih mengekori gadis itu. Ia segera mempercepat langkahnya menyusul Fey dan meraih lengan gadis itu agar berhenti.
"Apasih?" Fey menepis tangan Rama.
"Kamu marah?" tanya Rama.
Fey melongo. Jadi dari tadi Rama tidak sadar jika saat ini Fey sedang menahan emosi pada pria itu?
Fey melengos. "Taulah!" Untuk apa juga ia harus menjelaskannya pada pria itu. Memang siapa pria itu? Pacarnya? Bukankah sudah jelas, kalau Fey terpaksa menjadi pacar Rama. Fey melakukannya demi kebaikan Lana. Ia tidak mau kebahagiaan Lana bersama Gerald hancur gara-gara ia menolak pria itu.
"Rama!" Suara lembut itu membuat Fey tak kuasa untuk menghentikan langkah dan berbalik.
Sosok perempuan tinggi dengan rambut tergerai panjang itu langsung tertangkap oleh retina Fey.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.