Amarah Devan

2.2K 199 71
                                    

Di ruangan dokter Bagas yaitu dokter spesialis bedah saraf sekaligus dokter spesialis organ dalam, terlihat Devan tengah berada di sana dan ia sepertinya sedang membicarakan suatu hal penting dengan sang pemilik ruangan itu.

"Setelah saya periksa lebih lanjut, sepertinya putra Anda mengalami gegar otak ringan akibat benturan keras di kepalanya. Untuk di bagian perutnya, ada beberapa memar yang terlihat jelas, tapi meskipun putra Anda mengalami cedera di bagian perutnya, beruntung tidak sampai ke bagian ulu hatinya. Karena jika itu terjadi, maka akan sangat berbahaya. Untuk memar di perutnya, bisa diobati dengan cara mengompresnya pelan-pelan. Tapi jangan sampai sembarangan bergerak atau mengangkat perutnya, karena bisa saja nanti akan menyebabkan cedera yang lebih parah untuk organ dalam perutnya", ucap dokter bagas.

Devan begitu terkejut mendengar ucapan dokter Bagas. Putra kesayangannya itu mengalami gegar otak?!

"Apa itu bisa sembuh?", ucap Devan.

"Bisa, tapi gejalanya bisa saja kembali sewaktu-waktu terjadi akibat trauma di bagian depan kepalanya. Tapi selama gejalanya masih ringan dan rasa pusingnya bisa diobati dengan obat pereda nyeri kepala, maka masih tidak apa-apa. Hanya saja, jika nantinya terjadi pembengkakan di bagian otaknya atau pembuluh darah otaknya pecah dan gegar otaknya sudah berat, mau tidak mau kita harus menanganinya dengan jalur operasi otak", ucap dokter Bagas.

"Apa gelaja yang mungkin terjadi nanti? Apa itu akan sangat menyakitkan untuk putraku?", ucap Devan.

"Mungkin dia akan merasa pusing yang berkepanjangan, mual dan muntah, serta akan keluar cairan bening atau darah dari hidung atau telinganya. Jika itu terjadi sangat sering bahkan dia mengalami kejang sampai pingsan, berarti gejalanya sudah cukup parah dan harus diperiksa lebih lanjut untuk mengetahui seberapa parah kondisinya selanjutnya. Kita harus menunggu Jeno sadar dulu, baru kita akan lihat apa yang akan terjadi setelahnya. Apakah gejalanya akan separah itu? Jika iya, berarti gegar otak yang dialami Jeno sudah cukup berat", ucap dokter Bagas.

"Lalu bagaimana supaya dia ngga banyak mengalami gejala itu? Apa ada cara supaya membuatnya baik-baik saja?", ucap Devan.

"Jangan buat dia terlalu memaksa dalam berfikir. Berfikir yang terlalu keras bisa membuat tekanan di dalam otaknya. Jangan juga biarkan dia terlalu lama menatap cahaya terang atau layar ponsel misalnya. Mungkin dia juga akan merasa lebih mudah kelelahan bahkan pingsan. Oleh karenanya, jangan biarkan dia terlalu melakukan aktivitas berat yang menyebabkan otaknya mengalami cedera lebih parah", ucap dokter Bagas.

Devan terlihat mengusap wajahnya kasar setelah mendengar penjelasan dari dokter mengenai kondisi putranya saat ini. Ia benar-benar tidak menyangka putranya akan mengalami hal semacam ini.

"Pak Devan yang sabar, pak. Semua pasti ada jalan keluarnya. Semoga putra Anda segera sadar dan pulih sehingga bisa kembali melakukan aktivitasnya seperti biasanya", ucap dokter Bagas.

"Terima kasih, dok", ucap Devan.

"Sama-sama, pak. Oya, setelah ini bapak silahkan temui dokter Handika di ruangannya. Beliau sepertinya ingin membicarakan sesuatu dengan Anda", ucap dokter Bagas.

"Baiklah, saya akan menemuinya. Terima kasih, dok. Saya permisi", ucap Devan lalu beranjak dari ruangan itu menuju ke ruangan dokter Handika.

Sesampainya ia di ruangan dokter Handika yaitu dokter spesialis paru yang biasa menangani putranya, Devan duduk di hadapan dokter Handika dan mulai mendengarkan maksud dokter Handika memanggilnya ke ruangannya.

"Katakan, apa yang sebenarnya ingin dibicarakan dengan saya? Apa itu tentang hal buruk mengenai kondisi Jeno?", ucap Devan.

"Jadi begini, tuan. Jeno itu sudah memiliki asma sejak dia masih bayi. Bahkan asmanya sekarang sudah termasuk parah. Jeno sempat mengalami henti nafas karena paru-parunya menyempit saat dibawa ke sini. Kalau kondisi ini terus dibiarkan akan sangat berbahaya bahkan bisa menyebabkan kematian. Tapi beruntung Jeno berhasil mengembalikkan jalan nafasnya. Setelah ini mungkin saya akan lebih anjurkan Jeno untuk terapi paru dengan melakukan terapi uap rutin. Dari yang sebelumnya hanya jika Jeno merasa sesak saja, sekarang menjadi setiap hari sekalipun itu hanya sekali dalam sehari tidak masalah", ucap dokter Handika.

Peluk Aku, Bunda√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang