Tragedi malam itu

1.4K 161 75
                                    

Siang itu, terlihat Mahen tengah berkumpul bersama dengan teman-teman di sekolah barunya. Mereka tengah duduk di lorong sekolah yang sepi. Terlihat teman-temannya itu sedang merokok dan ada juga yang sedang bermain ponsel. Kelasnya itu berada di deretan paling belakang. Maka dari itu, mereka suka nongkrong di lorong sepi belakang kelasnya. Saat itu sepertinya sedang ada pelajaran kosong di kelasnya.

"Ntar malem jadi?", ucap salah satu temannya.

"Jadi, lah. Gua udah rencanain semuanya", ucap Mahen.

"Tapi apa lu yakin?", ucap temannya.

"Iya, ntar kalo ada apa-apa gimana? Bahaya!", ucap teman lainnya.

"Cih! Gua ngga pernah takut apapun! Lu semua liat aja nanti!", ucap Mahen, menampilkan senyum smirknya.

Ia lalu mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sesuatu di ponselnya. Rupanya, ia mengetikkan pesan untuk Jeno.

"Lu pasti nanti bakal nyesel setelah lu temuin gua, Jeno", ucap Mahen.

•••
Di ruang keluarga, rumah orang tua Tiffany.

"Pokoknya mamah ngga mau tahu, Tiffany! Kamu harus kembali sama Mahesa! Jangan malu-maluin mamah, dong!", ucap mamah Tiffany

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pokoknya mamah ngga mau tahu, Tiffany! Kamu harus kembali sama Mahesa! Jangan malu-maluin mamah, dong!", ucap mamah Tiffany.

"Tapi aku ngga mau, mah! Aku ngga mau kembali sama mas Mahesa! Aku kecewa sama Mahen! Dia udah keterlaluan sama Jeno!", ucap Tiffany.

"Tiffany, apa kamu sudah pikirkan matang-matang? Apa kamu tega tinggalkan Mahen sendirian? Kalau kamu pergi, Mahen akan semakin membenci Jeno. Dia pasti sedih kamu pergi. Kamu sudah rawat dia dari kecil. Kamu pasti sudah menyayangi dia seperti putramu sendiri. Mahen pasti berpikir kamu pergi karena Jeno. Kamu belain Jeno kemarin di depan dia", ucap papah Tiffany.

"Tapi aku belain Jeno karena Mahen kemarin sudah keterlaluan sama Jeno, pah! Aku ngga mau kehilangan Jeno! Aku udah sering belain Mahen, tapi dia selalu saja buat aku kecewa karena kelakuan dia yang selalu saja buat Jeno sedih! Ibu mana yang tahan anaknya digituin apalagi yang lakuin itu anak tirinya! Aku harus gimana?! Aku sama-sama jahat kan kalau harus belain salah satunya apalagi kalau aku hanya diam saja?! Kalau aku belain Mahen, gimana sama Jeno?! Apa aku bakal tega biarin Jeno digituin sama Mahen?! Kalau aku belain Jeno, aku juga tahu perasaan Mahen gimana! Aku ngga bisa, pah! Lebih baik aku mundur! Ini ngga adil buat Jeno! Dia sama sekali ngga pernah ngerasain kasih sayang bundanya! Aku cuma fokus ngurusin Mahen, tapi anak aku sendiri malah sendirian! Dia ngga pernah dapat apapun dari aku!", ucap Tiffany.

"Terserah, Tiffany! Tapi yang mamah mau pokoknya kamu harus balik sama Mahesa! Kalau sampai kamu cerai, mamah akan buat Jeno benar-benar jauh dari kamu!", ucap mamah Tiffany.

"Kenapa mamah selalu aja ngancam aku kayak gitu?! Kenapa mamah selalu saja jadikan Jeno sebagai senjata mamah buat lemahin aku?! Mah, apa mamah tahu rasanya jauh dari anak sendiri gimana?! Tiffany setiap hari ngerasa takut dan ngga pernah tenang, mah! Anak aku sendirian di sana! Dia butuh bundanya tapi bundanya ngga pernah kasih dia tempat! Bundanya ngga pernah kasih dia ruang untuk bisa dipeluknya kapanpun dia mau! Bundanya itu hanya kasih pelukan itu untuk anaknya yang lain! Bundanya hanya memberi pundaknya untuk anaknya yang lain! Bundanya itu ngga pernah kasih dia kesempatan buat merasakannya juga!", ucap Tiffany.

Peluk Aku, Bunda√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang