(7) PERISTIWA GUBUK KECIL

164 11 0
                                    

"Kalau dia jodoh kita, sejauh apapun kita menghindar. Pasti, bakalan balik lagi ke dia."
—Riana Adzana Zulaikha—

***

"Dia cuma sebut nama Rian."

Ucapan Aifa membuat Riana menghembuskan nafas lega. Keberuntungan masih berpihak padanya. "Kenapa, Ri?"

Riana tercekat. "Eng-nggak. Cuma, mungkin nama yang dia sebut itu bukan mantannya. Bisa jadi, temen cowoknya kan? Namanya aja Rian,"

Aifa termenung. "Iya juga, sih." Alis Aifa bertaut. "Bentar. Kok kamu cepet sih kesininya? Kamu lagi di sini juga?" tanya Aifa.

"Iya, tadi kebetulan ada Dokter yang aku wawancara-in." jawab Riana jujur.

"Kenapa bisa kebetulan gini, ya? Apa jangan-jangan...,"

"Fa? Kok ngelamun gitu?"

"Nggak,"

"Ri, kalau gitu aku boleh nggak pulang sama kamu aja?" tanya Aifa.

"Boleh, yuk!" Riana berjalan beriringan bersama Aifa. Tak ada kecurigaan apapun dalam benak Aifa. Ia percaya sepenuhnya dengan Riana.

***

Riana dan Aifa kini sampai di depan rumah Naufal. Riana cukup speechless ketika kembali datang ke rumah tersebut. Yang ia tau, rumah ini juga menjadi saksi canda tawanya bersama sang mantan kekasih.

"Ri? Kamu kenapa?" tanya Aifa heran. Sedari tadi, Riana memang menatap rumah tersebut dengan tatapan yang sarat akan makna.

"Nggak,"

"Masuk dulu, yuk?!" ajak Aifa sembari membuka safety beltnya.

"Bentar."

Tiba-tiba, seorang wanita paruh baya keluar dari rumah tersebut.

Deg

Tante Livya?

"Ini gue nggak bakal bisa masuk," gumam Riana, yang sedikit terdengar oleh Aifa.

"Apa, Ri?"

Riana menghela nafas. "Aku kayaknya nggak bisa mampir ke rumah kamu, deh."

"Lho, kok gitu?" tanya Aifa dengan raut wajah sedih.

"Iya, maaf banget ya! Soalnya aku ada kerjaan tambahan dan aku baru inget sekarang. Maaf banget, ya!" ucap Riana memelas.

Aifa tersenyum. "Oke. Sejak kapan wajah melas kamu nggak mempan depan aku?"

"Makasih Aifa ku sayang!" Riana lantas memeluk Aifa.

"Ya udah, aku masuk dulu ya?!" pamit Aifa hendak membuka pintu mobil. "Kamu ati-ati ya nyetirnya!" lanjutnya lagi.

Riana mengangguk. "Assalamualaikum, Ri."

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

Setelah Aifa keluar dari mobil, Riana mulai menyalakan lagi mesin mobilnya. Aifa masih berdiri di pinggir mobilnya, menunggu Riana melajukan mobilnya.bRiana menekan klakson sebagai tanda berpamitan.

Lawful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang