(26) DIA PULANG

76 5 0
                                    

"Pada akhirnya, dunia adalah tempat singgah menuju tempat yang sungguh."
—Hafiz Azzam Ardiansyah—

***

Riana masuk ke dalam ruangan Livya. Langkahnya ternyata juga diiringi oleh Hafiz. Dokter muda itu hanya bisa menurut saat Riana memaksa nya untuk ikut ke dalam ruangan Livya.

"Permisi semuanya." Riana berbicara dengan sopan. "Tante, Riana baru tau keadaan Tante dari Aifa tadi. Semoga Tante cepet sembuh, ya?"

Riana menghela nafas pelan. "Tapi, sebelum itu Riana mau minta maaf. Riana nggak bisa memenuhi permintaan Tante untuk menikah sama Naufal."

Semua mata tertuju pada Riana. Termasuk Naufal. "Ri, aku—"

"Maaf, Fal. Aku cuma mau mempertegas semua nya sama kalian. Ini!" Riana menunjukkan cincin pertunangan nya dengan Hafiz. "Ini cincin yang menjadi tanda keseriusan Hafiz untuk aku. Hafiz udah mengkhitbah aku. Dan kamu jelas tau, Fal. Islam melarang keras adanya lamaran diatas lamaran." tegas Riana.

Livya memegang tangan Riana pelan. "Riana, Tante mohon! Tante cuma ingin liat cucu sebelum Tante meninggal." lirih Livya dengan nada memohon.

Riana menggeleng pelan. "Maaf, Tan. Saya nggak bisa. Bagaimanapun juga saya dan Hafiz sudah bertunangan."

Mata Livya mengarah pada Hafiz yang kini belum berani membuka suara. Ia merasa serba salah dengan posisi seperti ini.

"Kamu Hafiz?" jeda. "Tante mohon sama kamu. Batalkan lamaran kamu untuk Riana. Tante mohon, Nak!" ucap Livya. "Nak, bayangkan kalau kamu sekarang ada di posisi Naufal. Demi ibu kandung kamu. Apa kamu mau ibu kamu meninggal dengan satu keinginan yang belum terpenuhi?"

Mata Hafiz mendadak berkaca-kaca. Kata 'Ibu' terlalu menyakitkan bagi Hafiz. "Nak, Ibu mohon!" Livya menggenggam tangan Hafiz kuat-kuat sampai ia merasa terkejut.

"Tante tolong," Hafiz mencoba melepaskan genggaman Livya.

"Ibu mohon sama kamu, Nak!" Livya mengganti kata Tante menjadi Ibu. Dan itu, semakin menyakiti hati Hafiz.

"Tante—"

"Batalkan pertunangan kalian." tegas Livya. Meski dengan suara sedikit lirih, tapi tatapan nya amat mengintimidasi Hafiz.

Hafiz menatap ke arah Riana dan Naufal. "Ri, aku mohon! Kamu liat gimana Mama kan?"

"Fal, aku nggak bisa!"

"Ri—"

"Naufal!" sentak Riana. "Cukup dan jangan pernah kamu berharap lagi sama aku!"

"Tante, Riana mohon lepasin Hafiz."

"Riana nggak! Tante mohon, Riana!"

"Nggak, Tan. Riana nggak bisa!"

Riana akhirnya bisa membuat Livya melepaskan cekalan tangannya pada Hafiz. "Permisi semuanya."

Aifa dan Naufal hanya bisa pasrah saat melihat Riana dan Hafiz pergi. Ditambah melihat Livya yang justru seolah tidak menghargai keberadaan Aifa.

***

Riana membawa Hafiz ke taman Rumah Sakit untuk memperjelas apa yang terjadi sebenarnya. Sejujurnya ia ingin marah pada Naufal. Kenapa Naufal malah diam saja dan seolah mengiyakan permintaan Mama nya padahal dia tahu kalau Riana sudah tidak bisa bersama dengan nya lagi?

Lawful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang