(19) CEMBURU

110 9 0
                                    

"Kenapa aku harus cemburu? Padahal status hubungan kita saja belum pasti."
~Hafiz Azzam Ardiansyah~

***

"Fa, kamu harus sadar ya?" gumam Riana pelan.

Ya, ternyata saat tadi Bi Inah berteriak, ia menemukan Aifa yang tengah pingsan di kamarnya. Terkejut dengan kondisi Aifa, sontak ia berteriak dan meminta Riana membawa Aifa ke rumah sakit.

"Mbak, tolong untuk menunggu diluar." ucap salah seorang suster yang tadi ikut mendorong brankar.

Riana mengangguk. "Tolong tangani sahabat saya secepatnya, Sus!" ucap Riana. Ia lantas menunggu di kursi tunggu. Jujur, ia sangat khawatir dengan kondisi Aifa. Bagaimana pun juga, Aifa sakit pasti karena mengetahui fakta masa lalu Naufal dan Riana.

"Fa, maafin aku. Aku bener-bener nggak ada niat buat bohongin kamu," gumam Aifa.

"Ri,"

Seorang pria dengan tuxedo hitam dan berpakaian khas CEO menghampiri Riana. Dia, Naufal. Lelaki itu segera menyambangi Rumah Sakit tersebut, saat ia mendapat kabar bahwa sang istri tak sadarkan diri.

"Ri, Aifa gimana?" tanya Naufal dengan raut wajah penuh ke khawatiran.

Riana bangkit. "Aku belum tau, Fal. Aifa masih ditangani sama Dokter," jawab Riana.

Naufal mengusap wajah nya gusar. Sungguh, ia tidak menyangka bahwa Aifa akan seterpukul ini. Ia sengaja tidak menyusul Aifa ke rumah, karena ingin membuat Aifa tenang. Tapi, kenapa sekarang malah begini?

Melihat raut wajah Riana yang terlihat merasa bersalah, Naufal merasa iba. "Ri, kamu jangan ngerasa bersalah, ya?!" ucap Naufal. Bukan nya memang Riana tidak perlu merasa bersalah? Toh, Naufal yang memang masih mengejar Riana, bukan sebaliknya.

Riana menatap ke arah Naufal dengan mata berkaca-kaca. "Fal, gimana aku bisa nggak ngerasa bersalah? Sahabat aku kayak gini, semua gara-gara aku!" ucap Riana pelan.

Naufal menggeleng pelan. "Aku yang salah, Ri. Aku!" jeda. "Seharusnya, aku nggak lupa dengan janji yang udah aku buat sama Aifa." ucap Naufal sembari mengelus cincin pernikahan nya.

Naufal mendongakkan wajah nya. "Bodohnya, lima tahun bukan waktu yang singkat buat aku bisa lupain kamu."

Riana terdiam. Benar. Riana pun tidak mudah melupakan Naufal dan kenangan nya. Pertama kali Riana mendapat undangan dari Naufal, ia langsung merobek tanpa melihat ataupun membaca nya. Untuk apa membaca sesuatu yang membuat kita sakit, kan? Itu sebabnya, kenapa Riana tidak tahu bahwa Aifa adalah istri dari Naufal.

Riana tersenyum getir. "Kamu tau, Fal? Ngelupain kamu itu juga nggak mudah buat aku. Membunuh cinta yang memberi aku bahagia sekaligus luka itu nggak mudah!" jeda. Riana menghela nafas. "Sampai, aku sadar sama satu hal. Waktu kita ketemu di cafe Aifa, aku sadar bahwa memang kamu adalah orang yang diperuntukkan membahagiakan Aifa. Aku tau, semua masalah keluarga Aifa. Masalah Aifa lebih berat, iya kan?"

Air mata Riana mulai mengalir saat harus kembali menatap netra teduh Naufal. "Kita udah berakhir, Fal. Sekarang, cuma ada kamu dan dia. Jadi, tolong hargai dia! Karena mau gimana pun juga, dia yang akan jadi rumah untuk kamu pulang."

Lawful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang