"Nggak ada waktu buat memikirkan percintaan, hidup saya terlalu rumit. Yang saya pikirkan sekarang kalau saya menghadap Allah apa yang mau saya bawa?"
—Hafiz Azzam Ardiansyah—
***
"Bener-bener lo ya? Bisa banget bikin kita semua panik!" ujar Ilham dengan nada sedikit tinggi.
Hafiz memutar bola mata nya malas. "Gue masih lemes, malah dimarahin lagi!" Ilham ini nggak tau apa kalau Hafiz masih lemah? Padahal dia kan tau oksigen di lift tadi sangat terbatas.
"Ya sorry, abisnya lo kenapa bisa kejebak sama Riana?" tanya Ilham heran. Tiba-tiba matanya terbelalak. "Jangan bilang lo apa-apain Riana? Istighfar lo, Fiz!"
Hafiz semakin malas menghadapi sahabatnya ini. "Gue masih inget Allah kali! Udah deh, nggak usah ngomong lo! Ngaco aja," ujar Hafiz dengan nada kesal.
"Beneran? Kan lo berdua abis gelap-gelapan di lift!" Ilham tetap belum mau kalah.
Hafiz memukul pundak Ilham. "Lo ngomong sekali lagi, gue yang kurung lo dalam lift!"
"Kejam amat! Iya, percaya gue. Lo kan sepupu gue yang sholeh, ngerti agama, nggak kayak gue yang kegoda dikit langsung agak belok!" ungkap Ilham. Lebih ke mengungkapkan aibnya sendiri.
"Tapi untung aja, lo nggak apa-apa. Lo belum kawin, Fiz!"Hafiz memposisikan dirinya agar bisa duduk di brankar. Ia memijat pangkal hidung nya. "Nggak ada waktu buat gue mikirin percintaan. Hidup gue udah terlalu rumit. Yang gue pikirin, justru kalau gue menghadap Allah, apa yang mau gue bawa?" Hafiz menatap Ilham. "Lo tau Ham, semua ingatan itu berputar lagi di kepala gue. Kenangan saat masa gelap itu seolah jadi CD yang berputar di otak gue."
Ilham menepuk pundak Hafiz pelan. "Lo tau, gue anggap lo sahabat dan sepupu gue yang paling hebat. Karena apa? Karena gue paham, lo orang yang kuat. Lo bisa lewatin semuanya sendirian."
"Gue nggak sendirian, Ham. Gue sama Allah, kita sama Allah." Hafiz dan Ilham saling merangkul satu sama lain.
Hafiz seketika sadar. Bagaimana dengan keadaan Riana? Ia lantas melepas rangkulannya di pundak Ilham. "Mbak Riana gimana? Dia nggak kenapa-napa?" tanya Hafiz cemas.
Ilham menghela nafas. "Udah, santai aja! Riana nggak kenapa-napa, cuma dia agak shock doang."
"Alhamdulillah," gumam Hafiz.
Ilham melirik jahil ke arah Hafiz. Kening Hafiz berkerut melihat tatapan Ilham. "Kenapa, lo?"
"Gue ramal, bakalan ada yang jatuh cinta, nih?!" ejek Ilham.
Hafiz yang mendengar itu langsung pergi meninggalkan Ilham di dalam ruangan IGD tersebut.
"Wah, parah sih! Gue tungguin biar cepet siuman, udah siuman malah gue yang ditinggalin!" gerutu Ilham. Ia mendramatisir diri dengan mengelus dada. "Ya Allah, tabahkanlah hati hamba menghadapi sahabat hamba ini,"
***
Riana yang masih menunggu di luar bersama Tari masih sedikit was-was. Pasalnya, dari tadi Ilham belum juga keluar dari IGD untuk memberikan kabar terbaru Hafiz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lawful Love
SpiritualSpiritual-Romance [DIMOHON MEMFOLLOW TERLEBIH DAHULU AKUN PENULIS] Hafiz Azzam Ardiansyah, Dokter muda yang memiliki pesona memikat para kaum hawa. Bahkan, termasuk suster di Rumah Sakitnya bekerja menjadi list fans Dokter muda yang tidak mau berse...