(24) MENYELAMATKAN ZEIN

92 3 0
                                    

"Lihat kan? Allah punya cara paling indah untuk menyatukan kita secara perlahan."
Hafiz Azzam Ardiansyah—

***

Ilham mengusap wajah nya gusar. Hafiz ternyata menyembunyikan banyak hal pada Ilham. Ya, Hafiz menceritakan mengenai alasan dia berhijrah dulu itu apa. Dan itu yang membuat Ilham tercengang. Alasan itu bahkan tak pernah terpikirkan di benak Ilham.

"Lo—nyembunyiin hal sebesar ini dari gue? Iya?" jeda. "Terus kalau cewek gila itu muncul lagi gimana?" tanya Ilham dengan nada tinggi.

"Gue minta maaf, Ham. Tapi, demi Allah gue nggak pernah ngelakuin perbuatan itu! Sekalipun saat itu gue masih seperti laki-laki bejad." ucap Hafiz mencoba meyakinkan Ilham.

Ilham menghela nafas kesal. "Gue percaya sama, lo. Tapi, apa Riana dan keluarga nya bisa percaya? Gimana kalau cewek itu tiba-tiba muncul dan rusak semua kebahagiaan, lo? Apalagi sekarang ada Roni!"

"Gue ngerti, Ham. Gue bakalan berusaha untuk yakinin keluarga nya Riana kalau gue nggak pernah lakuin hal apapun sama dia."

"Terse—"

"Woyy! Jangan larii! Mau dibawa kemana anak ituu?!"

"Jangan lari woyy!"

"Cepettann!!"

"Tangkep-tangkep cepett!!"

Tiba-tiba terdengar suara gaduh dari luar komplek Hafiz. Teriakan itu membuat pembicaraan Hafiz dan Ilham terpotong. Mereka saling menatap. "Gue keluar bentar," ucap Ilham.

Hafiz mencekal tangan Ilham. "Gue ikut," Hafiz bangkit perlahan sambil memegang pundak Ilham. Mereka berjalan perlahan melewati ruang tamu. Sampai akhirnya, Ilham dan Hafiz melihat Asma dan Rizwan yang ikut terlihat gaduh berlarian dari jendela.

Melihat itu, Hafiz dan Ilham mempercepat langkah nya. Mereka berdua sesegera mungkin menghampiri Asma dan Rizwan yang berhenti berlari di dekat pohon rindang. Hafiz bahkan mengesampingkan rasa sakit di kepala nya.

"Kak, ada apa?" tanya Hafiz pada Asma dan Rizwan.

"Zein, diculik sama Bu Ina, Dok." Asma berucap sambil terisak pelan. "Mas, gimana?"

"Gini aja—biar saya yang kejar Bu Ina." ucap Ilham mengusulkan.

"Gue ikut, Ham."

"Lo lagi—"

"Gue ikut, Ham!" tegas Hafiz. "Kak Rizwan lebih baik jagain Kak Asma aja." lanjut Hafiz. Ia lantas berlari mengejar Bu Ina bersama Ilham.

Aksi kejar-kejaran masih berjalan. Bu Ina menggendong Zein sembari berlari dengan kencang. Bayi kecil itu malah tertidur lelap tanpa menangis sedikitpun. Bu Ina berlari makin kencang di susul oleh Hafiz dan Ilham beserta warga di belakang nya.

Hafiz mengabaikan rasa pening nya hanya untuk menyelamatkan bayi mungil itu. Di situ ia juga menyadari akan satu hal. Bu Ina tetap Bu Ina yang dulu. Bu Ina yang memanfaatkan anak-anak kecil untuk kepentingan nya sendiri.

Duk.....

Bu Ina terjatuh ke aspal karena kelelahan. Ia hampir kembali lolos kalau saja Ilham dan Hafiz tidak segera mencekal tangan nya. "Lepasin saya!" sentak Bu Ina dengan tatapan tajam.

Lawful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang