(30) HUMAIRAH NYA HAFIZ

143 4 0
                                    

"Saya tau saya bukan laki-laki yang baik. Tapi, saya akan terus berusaha membimbing kamu menuju jalan yang baik. Wallahi, dosa mu adalah dosa saya. Jadi, jika kamu berbuat kesalahan. Maka, saya ikut andil dalam kesalahan mu."

Hafiz Azzam Ardiansyah—

***

Ketika malam tiba, Hafiz dan Riana terlebih dahulu melaksanakan acara makan malam bersama keluarga besar Riana. Keluarga angkat Hafiz tidak bisa hadir karena kendala kedua orangtuanya yang masih sibuk dengan urusan mereka di Australia. Sedangkan, Ilham mendapat telepon dadakan dari Rumah Sakit karena ada pasien yang membutuhkan pertolongan cepat.

Jadilah, sekarang Hafiz sendiri. Ia dan Riana sudah berganti pakaian sejak tadi sore. Sesuai kesepakatan, pernikahan mereka diselenggarakan secara sederhana. Hanya mengundang beberapa orang terdekat saja. Sejak di kamar dan Riana mengatakan akan ada acara makan malam. Hafiz terlihat sangat gugup. Namun, ia selalu berhasil menenangkan diri saat menggenggam tangan Riana. Bahkan, sampai saat acara makan pun, satu tangan nya masih setia menggenggam satu tangan Riana.

Riana tidak risih. Hanya sedikit canggung dan aneh. Tapi, ia tahu bahwa suaminya sedang gugup.

"Hafiz, keluarga kamu kemana?" tanya Oma Risma—Oma Riana. Ibu dari Rey.

Hafiz menatap Oma Risma. Ia sejenak menghentikan aktivitas makan nya. "Iya, Oma. Keluarga saya masih ada beberapa urusan yang harus diselenggarakan di Australia." jawab Hafiz mencoba untuk tetap tenang.

"Segitu sibuknya? Sampai nggak bisa nyempetin datang ke acara pernikahan anaknya," ucap Tante Rizka—Tante Riana. Adik dari Rey. "Kayak bukan sama anak kandungnya aja," celetuknya.

'Uhuk...uhuk....'

Hafiz tersedak tiba-tiba. Ia sampai terbatuk-batuk beberapa kali. Riana dengan sigap mengambil minum untuk suaminya yang tiba-tiba tersedak. "Mas, pelan-pelan." ucap Riana.

Hafiz hanya mengangguk pelan sembari tersenyum tipis. "Makasih, Humairah."

"Kamu apaan nanya seperti itu sama menantu, Mas?!" peringat Rey dengan pelan pada Rizka.

"Ya aku kan cuma nanya, Mas. Masa ditanya gitu aja langsung kaget?! Dia nya aja yang baperan sama pertanyaan aku." ketus Rizka.

"Rizka!"

"Udah-udah! Jangan berantem di meja makan!" lerai Oma Risma. Oma Risma memang melerai, tapi sepertinya ia termakan ucapan Tante Rizka. Oma Risma bahkan masih menatap Hafiz sinis.

Hafiz menyadari akan sikap Oma Risma dan Tante Rizka. Tapi, Hafiz merasa ini sudah resiko dan tanggung jawab nya. Ia sudah resmi menjadi suami Riana. Jadi, ia harus menerima keluarga Riana.

***

Riana dan Hafiz kini memasuki kamar pengantin mereka. Kamar yang masih dihiasi kelopak bunga mawar yang membentuk hati. Hafiz duduk terlebih dahulu di atas kasur mereka.

Melihat Riana yang masih berdiri, membuat Hafiz berinisiatif menarik pelan tangan Riana. "Duduk sini, sayang!"

"Eh, Mas!" Riana tersentak.

Lawful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang