(32) ARTI BERSYUKUR

109 8 0
                                    

"Sudah sampai mana kita bersyukur? Bukannya selama ini kita lebih banyak kufur pada nikmat Allah?"
—Hafiz Azzam Ardiansyah—

***

Bughhh

Riana menutup mulutnya melihat Hafiz memukul pria itu tepat di bagian pelipis nya. "Mas!" teriak Riana.

"Saya minta balikin uang anak ini!" tegas Hafiz sembari menatap tajam preman tersebut.

Preman tersebut bangkit dan menatap remeh Hafiz. "Berani lo ngelawan gue? Nih anak, belum ngasih jatah harian sama gue! Dan lagi, ini bukan urusan lo!" tunjuk preman tersebut.

Napas Hafiz memburu. Melihat keadaan suaminya yang tengah emosi, Riana lantas mengajak kedua anak kecil itu untuk sedikit menjauh. "Jelas, ini urusan saya! Saya minta kembalikan uangnya. Sekarang!"

"Banyak omong, lo!"

Bughh

Preman tersebut memukul Hafiz di bagian rahang nya. Hafiz tersungkur sambil memegangi rahang nya. Saat preman tersebut hendak menendangnya, ia dengan sigap bangun dan mematahkan pergerakan si preman tersebut.

"Akh! Lepasin!" preman tersebut terus meronta meminta dilepaskan.

"Balikin dulu uang nya!" bentak Hafiz.

"Nih!" preman tersebut menyodorkan uang nya pada Hafiz.

Hafiz segera mengambil uang tersebut dan melepaskan preman yang kemudian berlari tunggang langgang. "Alhamdulillah,"

Hafiz lantas menghampiri Riana yang tengah memeluk kedua anak kecil tadi. "Mas, kamu nggak papa?" Riana membingkai wajah Hafiz dan mencoba melihat lebam di rahang Hafiz.

"In syaa Allah nggak papa, cuman lebam sedikit aja, kok!" ucap Hafiz menenangkan.

"Pokoknya, ini harus diobatin!" kekeuh Riana.

Ia menarik tangan Hafiz dengan kedua anak kecil tersebut. Membawa suaminya untuk duduk di bawah pohon rindang yang setidaknya bisa sedikit melindungi mereka dari polusi kendaraan.

"Kamu, duduk disini! Aku mau ambil minum di mobil." Hafiz hanya diam dan mematuhi perkataan istrinya itu.

Ia menatap lembut kedua anak kecil tersebut. "Kalian nggak papa?" tanya Hafiz.

Anak laki-laki itu menggeleng. "Maaf, kakak kayak gini gara-gara nolong kita!"

Hafiz tersenyum. "Bukan karena kalian, kok! Menolong sesama manusia itu kan kewajiban!"

Tak berselang lama, Riana membawa kotak P3K dan sebotol air mineral. Ia mendapati sang suami yang tengah berbincang hangat bersama dua orang anak yang mulai membuka makanan mereka.

"Asik banget ngobrolnya!" tegur Riana. "Sini, aku liat!" Riana menolehkan wajah Hafiz pelan. "Tahan sedikit ya, Mas!"

"Awshh...," Hafiz meringis pelan.

Riana sontak terkejut. "Eh, sakit banget? Mas, maafin aku! Maaf, mana yang sakit?" Riana mulai memeriksa seluruh wajah Hafiz dengan teliti. Sedangkan yang dikhawatirkan malah menahan senyum.

Lawful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang